Deklarasi Damai Jaga Kondusivitas Daerah, Forkopimda Kota Tasikmalaya Gelar Doa Bersama di Masjid Agung

Masjid Agung Kota Tasikmalaya
Forkopimda Kota Tasikmalaya mengikuti deklarasi damai di Masjid Agung pada Minggu 31 Agustus 2025. (Firgiawan/Radartasik.id)
0 Komentar

“Saya ajak pada semua warga Kabupaten Tasikmalaya, teman dan pemuda untuk senantiasa menjaga keamanan dan kedamaian tidak melakukan aksi yang menimbulkan kerusakan dan kemelaratan,” katanya.

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Hikmah Haur Kuning KH Busrol Karim mengajak masyarakat untuk bermuhasabah dan kembali kepada Allah SWT.

“Tentunya tidak ada yang perlu disalahkan ini merupakan sikap kita yang tidak sadar atas hukum-hukum Allah. Maka untuk itu silahkan pribadi kita bersama sama kembali pada Allah,” jelasnya.

Baca Juga:MBG di Tasikmalaya Terus-terusan Gaduh, Ini Peran Penting Pemerintah Daerah Menurut BGNDLH Kota Tasikmalaya Gencarkan Patroli TPS Liar, Ajak Warga Sadar Membuang Sampah!

Ia juga mengajak masyarakat dan kalangan pondok pesantren di Kabupaten Tasikmalaya melaksanakan istighosah dan khataman 30 juz.

“Dengan kesadaran dan kembalinya kita kepada Allah SWT, kita berharap dapat memulihkan kembali situasi negara dan memohon pada Allah agar para pengampu di negara ini diberikan hidayah supaya diberikan kemaslahatan dalam membimbing masyarakat,” harapnya.

Pernyataan sikap serupa juga dilakukan Mahasantri Kampus Idrisiyyah Tasikmalaya. Mereka mengeluarkan pernyataan sikap terkait dinamika aksi massa yang belakangan terjadi di berbagai daerah. Mereka menyerukan agar masyarakat tetap menempuh jalur damai dalam menyampaikan aspirasi.

Dewan Pembina Organisasi Mahasantri Idrisiyyah Tasikmalaya, Khairul Fadli, menegaskan seruan itu lahir dari arahan Syekh Akbar Muhammad Faturrahman. Menurutnya, perjuangan tidak boleh lepas dari nilai-nilai akhlak dan kedamaian.

“Mahasantri Idrisiyyah berkomitmen bahwa aksi harus menjadi jalan dakwah, bukan sekadar teriakan di jalanan. Suara yang lahir dari hati yang damai jauh lebih kuat daripada amarah tanpa arah,” ujar Khairul Fadli.

Dalam pernyataan sikap tersebut, Mahasantri Idrisiyyah menekankan lima poin penting. Pertama, meneguhkan komitmen aksi tanpa kekerasan, provokasi, dan tetap dalam koridor hukum. Kedua, menjadikan aksi sebagai seruan moral demi kebenaran, keadilan, dan kemaslahatan bangsa.

Selain itu, mereka mengutamakan adab dalam setiap langkah perjuangan, berdiri bersama rakyat kecil serta kaum tertindas, dan menolak segala bentuk kekerasan baik dari aparat maupun massa. “Bagi kami, aksi damai bukan tanda kelemahan. Justru ini wujud keberanian moral dan kecerdasan spiritual dalam menegakkan kebenaran tanpa menumpahkan darah,” tegasnya.

0 Komentar