Radar Tasikmalaya lewat akun Instagram resminya @radartasikmalaya_official, Selasa (26/8/2025) memantik beragam reaksi publik. Melakukan testimoni dengan Pertanyaan sederhana ‘Setuju tidak, Dadaha bebas dari PKL?’ Mendapat respons sejumlah warganet.
Hasilnya, mayoritas 88 persen menyatakan setuju, hanya 8 persen yang tidak setuju, sementara sisanya 4 persen memilih bodo amat.
Respon netizen pun beragam. Banyak yang mengamini bahwa penataan Dadaha perlu ditertibkan agar lebih indah dan tertib. Akun @gilang_gumilar2918 misalnya menuliskan singkat, “Setuju.” Senada, @subiantorocintadamai menambahkan, “setuju pisan min.” Ada pula yang memberi alasan lebih rinci seperti @herdy_kotarominami, “Setuju karena semua tempat sudah disediakan… tambahan min Jln Dadaha kan ngepas cuma cukup 2 mobil, parkir liar nya dong sekalian jangan sampe makan jalan raya.”
Baca Juga:DLH Kota Tasikmalaya Gencarkan Patroli TPS Liar, Ajak Warga Sadar Membuang Sampah!Ratusan Sekolah Penerima BOS Kinerja di Priangan Timur Jadi Prioritas Pembelajaran Coding dan AI
Namun di sisi lain, sebagian warganet justru merasa prihatin jika para pedagang kaki lima harus terusir dari kawasan tersebut. Akun @sheep.8689218 menulis, “Jangan diusir laaah kasian itu cari makan buat anak istrinya.” Hal serupa diutarakan @epulsaepulmilah1, “Kalau setuju kasian banyak orang mencari nafkah.” Bahkan ada yang menyebut keberadaan PKL sudah menjadi ciri khas Kota Tasikmalaya. “Keun bae ciri khas Tasik,” seloroh akun @z.jauhar.
Ada pula komentar yang menyinggung potensi pungutan liar bila penataan tak dilakukan tegas. “Itu sebenernya dah bagus ga di trotoar belah situ, tapi lebih bagus lagi ilangin semuanya. Jangan sampe ada pungli dan dibiarkan sama UPTD,” kata akun @happyflt. Sementara @romansyah2008 mengingatkan agar pemerintah tidak hanya menertibkan tanpa solusi. “Dilema, klo hal-hal yang menyentuh kepentingan rakyat harus dengan solusi, jangan hanya menertibkan.”
Survei kecil ini memperlihatkan dua kutub pandangan publik. Satu pihak mendukung penertiban demi ketertiban dan keindahan kawasan olahraga Dadaha. Sementara pihak lainnya menekankan agar kebijakan tetap mempertimbangkan sisi kemanusiaan, karena bagaimanapun PKL menggantungkan nafkah dari lokasi tersebut.(Firgiawan)