RADARTASIK.ID— Sudah lebih 1000 kali latihan penalti, kapten Persib Bandung Marc Klok tak pernah gagal. Namun saat menjadi penentu laga Persib lawan PSIM Yogyakarta, tendangannya diblok Cahya Supriyadi, kiper PSIM.
Marc Klok marah dan kecewa saat gagal mencetak gol melalui tendangan penalti.
Apalagi tendangan penalti itu terjadi di detik-detik akhir laga Persib Bandung melawan PSIM Yogyakarta di pekan ke-3 Super League 2025/2026.
Baca Juga:Jadi Pahlawan Persib, Matricardi Kirim Pesan Serius kepada Calon Lawan-Lawan Persib Bandung Hasil Revolusi Lini Depan Persib Masih Suram, Bojan Hodak: Kami Gagal Manfaatkan Peluang
Jika berhasil mencetak gol, maka Persib dipastikan menang dan meraih 3 poin hingga bisa naik ke papan atas.
Namun, karena gagal mencetak gol, maka Persib Bandung tertahan di posisi ke-7 klasemen sementara Super League 2025/2026.
Persib pun akhirnya bermain imbang 1-1 melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Sultan Agung, Bantul, Minggu 24 Agustus 2025.
Sebelum Marc Klok gagal mencetak gol melalui tendangan penalti, Persib Bandung mencetak gol melalui sundulan Patricio Matricardi pada menit ke-90+6.
Marc Klok merasa menyesal karena seharusnya dia menjadi penentu kemenangan Persib pada detik-detik akhir.
Hanya saja, bola tendangannya menyentuh kaki kiper PSIM Cahya Supriadi, padahal dia sudah terlanjur melompat.
“Dia ke daerah yang salah, tendangan saya kurang tinggi,” ujar Marc Klok.
Baca Juga:Beda Nasib, Persib Dilangkahi Persija Jakata, Ini 6 Tim Belum Pernah Kalah di Super League 2025Kata-Kata Bojan Hodak Usai Persib Ditahan Imbang PSIM Yogyakarta, Singgung Tumpulnya Lini Depan
“Sebenarnya dia salah membaca bola, kalau tendangan saya lebih tinggi bisa jadi gol, tapi itu salah saya,” ujar Marc Klok.
Marc Klok Kecewa Usai Gagal Penalti
Gelandang Persib Bandung, Marc Klok, diliputi rasa kecewa mendalam setelah gagal mengeksekusi penalti krusial saat melawan PSIM Yogyakarta pada pekan ketiga BRI Super League 2025/2026.
Hasil imbang 1-1 di Stadion Sultan Agung, Bantul, Minggu 24 Agustus 2025, membuat Persib kehilangan peluang emas untuk membawa pulang tiga poin.
Marc Klok menilai dirinya sudah berlatih eksekusi penalti ratusan kali, namun tekanan di menit akhir pertandingan membuat peluang itu terbuang.
“Saya marah kepada diri sendiri, sesuatu hal (penalti) yang saya latih 1000 kali,” ujarnya.
“Kami seharusnya menang, saya masih tidak bisa percaya, marah dan kecewa,” ucap Marc Klok.
Rasa marah dan kecewa bukan hanya ditujukan pada hasil pertandingan, tetapi juga kepada dirinya sendiri yang gagal menjadi penentu kemenangan tim.