Asep menambahkan, kepedulian terhadap kaum miskin seharusnya menjadi agenda utama setiap kepala daerah.
Dari masa kepemimpinan wali kota sebelumnya seperti Bubun, Syarif, Budi, Yusuf, hingga Cheka, isu pengentasan kemiskinan selalu masuk dalam visi-misi. Namun hingga kini, problem itu belum tuntas.
Kritik Sebagai Pengingat
Menurut Asep, wajar jika masyarakat memberikan penilaian beragam terhadap Viman, baik berupa kritik, nyinyiran, atau catatan positif.
Baca Juga:Mahasiswa Endus Dugaan Nepotisme di Lelang Proyek Puskesmas di Kota Tasikmalaya!Proses Audit Selesai, Kepala SMAN 3 Tasikmalaya Dinyatakan Tidak Bersalah dan Aktif Kembali
“Itu dihubungkan dengan beberapa faktor. Faktor pertama mungkin tidak memilih Pak Viman, kedua, aktivis yang punya dorongan pecutan agar Viman bekerja serius. Ini positif, selama tidak menghujat dengan hinaan,” katanya.
Ia menegaskan bahwa kritik publik seharusnya dipandang sebagai alarm agar pemerintah kota lebih sigap dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan.
“Pak Viman juga di pundaknya banyak amanat untuk bekerja cepat dan bisa mengatasi segala masalah, dengan kapasitas beliau sebagai pemimpin muda,” tutur Asep.
Meski demikian, Asep meyakini bahwa para pendukung Viman akan tetap memberikan catatan dalam bentuk positif.
“Mereka yang memilih Pak Viman mungkin tidak akan menulis itu. Sekadar menyampaikan catatan-catatan dalam bentuk positif,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi, menyatakan butuh data pasti untuk menangani masalah lansia.
Termasuk soal Mak Elen dan Jua. Dua lansia miskin yang hidup mengandalkan bantuan berbagai pihak.
Baca Juga:Garis Kemiskinan Wilayah Priangan Timur Naik Tiap Tahun, Berapa Masing-Masing Angkanya?Kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan 1000 Persen di Cirebon Distop Gubernur Jabar, Ini Kata Dedi Mulyadi
“Pertama, kita data dulu dengan pasti. Karena data itu yang utama. Good data, the good decision pastinya. Kita juga mempersiapkan program Nyaah Ka Sepuh,” ujar Viman usai mengikuti Rapat Paripurna di DPRD, Jumat (22/8/2025).
Pemerintah, kata dia, tengah menyiapkan sejumlah program untuk masalah lansia tersebut. Selain program Nyaah Ka Sepuh yang dijalankan pemkot, Peraturan Daerah tentang Lansia juga tengah digarap oleh DPRD.
“Alhamdulillah sampai sekarang masih berlanjut. Kami sedang menggarap untuk Perda Lansia,” tambahnya.
Viman menyebut, Perda Lansia nantinya diarahkan agar para lansia tetap berdaya dan bisa keluar dari jerat kemiskinan.
“Apalagi mereka yang berada di bawah garis kemiskinan. Harus bisa bahagia dan berdaya. Tentunya keberpihakan pemerintah harus ada, termasuk soal kemungkinan membelikan tanah untuk rumah,” ujarnya.