Berkaca dari Kasus Lansia Miskin, Pengamat Beri Pandangan Begini Soal Sikap Wali Kota Tasikmalaya

Mak Elem, Lansia miskin di Kota Tasikmalaya
Mak Elem, lansia miskin yang hanya tinghal berdua bersama Jua, anaknya yang tunanetra. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kasus kemiskinan ekstrem yang dialami sejumlah lansia di Kota Tasikmalaya, seperti Elen dan Jua, memantik sorotan dari berbagai pihak.

Pengamat Sosial Politik Tasikmalaya, Asep M Tamam, menilai pemerintah kota perlu menaruh perhatian khusus kepada kelompok rentan tersebut dengan langkah nyata, bukan sekadar program seremonial.

“Banyak sosok yang harus diprioritaskan pemerintah Kota Tasik terkait kepedulian terhadap warga yang rentan hidup dalam kemiskinan ekstrem,” ujarnya saat ditemui, Minggu (24/8/2025).

Baca Juga:Mahasiswa Endus Dugaan Nepotisme di Lelang Proyek Puskesmas di Kota Tasikmalaya!Proses Audit Selesai, Kepala SMAN 3 Tasikmalaya Dinyatakan Tidak Bersalah dan Aktif Kembali

Asep menegaskan, hampir di setiap kecamatan terdapat warga dalam kondisi mirip Elen dan Jua.

Meski masalah kemiskinan telah lama menjadi pembahasan publik, menurutnya kasus yang sudah terangkat ke pemberitaan seharusnya segera menjadi prioritas pemerintah.

“Rutilahu mungkin tidak bisa, tapi bukan berarti pemerintah tidak bisa mengintervensi jaminan hidup mereka. Bisa lewat RT, RW setempat. Harus jadi prioritas,” ucapnya.

Perlu Keteladanan

Asep menyoroti gaya kepemimpinan Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan. Menurutnya, Viman masih berada di “garis tengah” dalam soal kedekatan dengan masyarakat kecil.

Latar belakang keluarga yang relatif berkecukupan dinilai membuat Viman perlu mengasah empati lebih dalam terhadap kondisi warga miskin.

“Pak Viman belum sampai pada tahap yang sangat dekat. Kalau pun dekat, masih dalam level biasa. Karena lahir dari keluarga yang tidak sulit, serba mudah, mungkin tidak atau belum pernah merasakan hidup dengan batas-batas tertentu. Maka butuh latihan yang kuat untuk memperkuat simpati dan empati,” kata Asep.

Ia mencontohkan, saat Viman melakukan donor darah, kegiatan tersebut dilaksanakan di rumah sakit bonafide.

Baca Juga:Garis Kemiskinan Wilayah Priangan Timur Naik Tiap Tahun, Berapa Masing-Masing Angkanya?Kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan 1000 Persen di Cirebon Distop Gubernur Jabar, Ini Kata Dedi Mulyadi

“Kalau mau memberi contoh sekaligus, lakukanlah di tempat yang betul-betul menggambarkan kedekatannya dengan masyarakat umum,” tambahnya.

Dalam pandangan Asep, figur seperti mantan Bupati Purwakarta, sekaligus Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bisa dijadikan contoh kedekatan pemimpin dengan rakyat kecil. Namun, ia menegaskan, hal itu bukan berarti menjadi jawaban tunggal.

“Andai pemerintahnya adalah Dedi Mulyadi, ini tidak sekadar bisa. Sulit mungkin KDM (Kang Dedi Mulyadi) itu ada di setiap wilayah. Pak Viman masih dianggap jauh kalau disamakan dengan KDM. Tapi bisa saja dengan keseriusan memakai Dinsos atau dinas lain yang terkait. Karena ini harus diprioritaskan,” ucapnya.

0 Komentar