Sihir Tare di AC Milan Berlanjut: Sukses Buang Pemain yang Makan Gaji Buta Rp72 Miliar per Tahun

Divock Origi
Divock Origi Foto: Tangkapan layar Instagram@divockorigi
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Tiga bulan bekerja, Igli Tare langsung menyulap AC Milan menjadi mesin uang dengan mengumpulkan dana segar hingga €200 juta atau sekitar Rp3,6 triliun hanya dalam hitungan singkat.

Angka fantastis ini bukan hanya menjadi catatan keuangan yang luar biasa, tetapi juga bukti bagaimana sentuhan Tare memberi efek instan pada stabilitas finansial klub.

Sejak hari pertama di Milan, Tare bergerak cepat. Ia menunjuk Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru, merekrut tujuh pemain anyar, sekaligus mengatur arus keluar masuk pemain dengan strategi yang matang.

Baca Juga:Inter Pastikan Pio Esposito Tak Dijual: Tolak Tawaran Rp810 Miliar dari Presiden NapoliPavard Minta Hengkang, Inter Siap Rekrut Bek Rp443 Miliar Incaran Ausilio

Namun sorotan terbesar jatuh pada strategi transfer keluar yang menghasilkan keuntungan besar.

Malick Thiaw misalnya, dilepas ke Newcastle United dengan harga sekitar €40 juta (Rp721 miliar), jauh di atas estimasi pasar.

Begitu juga Tijjani Reijnders, Francesco Camarda, hingga Emerson Royal yang pindah ke Flamengo seharga €10 juta (Rp180 miliar).

Tidak berhenti di situ, Milan juga hampir menyelesaikan transfer Noah Okafor ke Leeds United dengan nilai lebih dari €20 juta (Rp360 miliar).

Jika kesepakatan ini tuntas, total pemasukan klub bisa menembus €220 juta (Rp3,96 triliun) pada akhir Agustus nanti.

Tare juga sukses melepas Theo Hernandez ke Al-Hilal senilai €25 juta (Rp450 miliar) sekaligus menyelesaikan konflik internal yang sempat membebani ruang ganti.

Namun “sihir” Tare bukan hanya soal menghasilkan uang dari penjualan pemain.

Baca Juga:Jurnalis Italia Minta AC Milan Damai dengan Curva Sud: Sedih Lihat Fans Tim Tamu Bernyanyi di San SiroLegenda Inter Tuding Lookman Pemain Tak Profesional: Puji Langkah Atalanta Datangkan Krstovic

Ia juga dikenal piawai merapikan neraca gaji dengan memangkas beban dari pemain yang tidak memberikan kontribusi dan kini kasus Divock Origi jadi contoh paling nyata.

Didatangkan secara gratis pada 2022, Origi justru gagal memenuhi ekspektasi di Milan.

Dalam dua musim, ia hanya mencetak dua gol, sebelum dipinjamkan ke Nottingham Forest tanpa banyak kesan.

Padahal Milan menggajinya €4 juta per tahun, setara Rp72 miliar, untuk kontrak berdurasi empat tahun. Situasi yang Origi mendapat label “makan gaji buta” di Milanello.

Kini, berkat campur tangan Tare, negosiasi pemutusan kontrak Origi sudah berada di tahap akhir.

Milan disebut hanya akan membayar kurang dari setengah gajinya yang tersisa.

0 Komentar