TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Aktivitas penambangan emas di Cineam telah berlangsung cukup lama. Namun sampai saat ini tak ada data pasti jumlah penambang, maupun perkiraan emas yang telah ditambang selama bertahun-tahun oleh mereka.
Camat Cineam, Sudyana, mengatakan hingga kini belum pernah ada pendataan resmi terkait aktivitas tambang di wilayahnya.
Akibatnya, pihaknya kesulitan memetakan jumlah pengangguran yang terdampak penghentian akvitias tambang. Apalagi banyak penambang yang bekerja secara ilegal atau sembunyi-sembunyi.
Baca Juga:Tahapan Pengisian Kursi Direktur Operasional BPRS Al Madinah Kota Tasikmalaya Sudah DijalankanMasih Ingat Pesan H Amir Mahpud: 5 Dosa yang Harus Diberantas Pemerintah Kota Tasikmalaya!
“Data jumlah penambang, jumlah lokasi tambang, pendapatan emas hasil tambang, saluran distribusi emas dan sebagainya tidak mengetahui pastinya,” jelasnya kepada Radar, Kamis (7/8/2025).
Supaya tidak terlalu banyak penambang yang nganggur, kata dia, pemerintah kecamatan mendorong para penambang alih profesi.
Tapi tidak mudah. Diperlukan pelatihan dari dinas terkait untuk masalah ini.
Sebab, kebanyakan penambang tidak punya keahlian lain. Kecamatan sendiri tak punya wewenang menjalankan pelatihan seperti itu.
“Yang jelas terkait alih fungsi profesi harus ada edukasi langsung kepada masyarakat atau penambang,” katanya.
Meski begitu, ia mengakui sebagian penambang agak susah beralih profesi. Sebab sudah terbiasa dengan aktivitas pertambangan yang monoton.
“Jadi, agak susah berubah. Karena penambang sudah terbiasa menambang,” akunya.
Ia juga menambahkan bahwa para penambang terbiasa dengan hasil instan.
Baca Juga:Jadi Temuan BPK, Belanja BBM Rp 1,4 Miliar di DLH Kota Tasikmalaya Buru-Buru Dikembalikan!MAN 1 Tasikmalaya Gelar Workshop Kurikulum Berbasis Cinta dan Pembelajaran Mendalam
Berbeda dengan bidang pertanian atau perkebunan yang membutuhkan proses panjang sebelum bisa menghasilkan uang.
Karena itu, menurutnya perlu keterlibatan semua pihak untuk menangani masalah pengangguran di kalangan penambang.
“Kalau pelatihan kerja, penambang bisa mempunyai potensi lainnya untuk bekerja selain menambang,” tambahnya.
Kendati demikian, lanjut dia, pelatihan lebih baik dibanding bantuan sosial.
Sebab penambang bisa mendapatkan keterampilan baru untuk bertahan hidup. Sementara ini, sebagian penambang masih bisa memenuhi kebutuhan hidup dari tabungan hasil menambang sebelumnya.
Namun jika penutupan WPR berlangsung lama, mereka akan menjadi pihak pertama yang terdampak serius.
“Sebagian mungkin bisa beralih ke pekerjaan lain, seperti dagang atau apa ke luar daerah. Maka agar migrasi ini tidak terjadi dengan program alih fungsi profesi yang memanfaatkan potensi pekerjaan di desa masing-masing,” paparnya.