Ia juga mempertanyakan kesiapan pemerintah dalam menyediakan lokasi pengganti yang sepadan.
Susan menegaskan, pedagang tidak akan menerima relokasi ke tempat yang dianggap sepi, seperti area dekat selter pasar subuh, yang selama ini dinilai kurang menguntungkan secara ekonomi.
Senada dengan itu, Titin, pedagang lain yang telah berjualan di lokasi tersebut selama lebih dari tiga dekade, juga menyuarakan penolakannya.
Baca Juga:Bukan Sekadar Tanam Sayur, Ini Cara SDN 2 Raharja Kota Banjar Bentuk Karakter Murid Lewat Kegiatan KokurikulerDana Melempem, Semangat Membara! 23 Cabor Kota Banjar Nekat Tancap Gas di BK Porprov Jabar 2025
Meski menyadari, lahan tempatnya berjualan merupakan milik pemerintah, ia menganggap keberadaan pedagang selama puluhan tahun seharusnya dipertimbangkan sebagai bagian dari sejarah ekonomi lokal yang tak bisa diabaikan begitu saja.
Titin berharap pemerintah tidak gegabah mengambil tindakan sebelum memastikan adanya tempat baru yang benar-benar layak dan strategis. ”Minimal jangan dulu digusur sebelum menyediakan tempat yang strategis,” ujarnya.
Baginya, relokasi tanpa solusi yang konkret justru akan memperburuk nasib para pedagang yang selama ini bergantung pada lokasi tersebut sebagai sumber penghidupan utama. (Anto Sugiarto)