KBM Sempat Dilakukan di SMKN 1 Cijeungjing Ciamis, Namun Akhirnya Siswa Dipindahkan ke SMKN 2 Ciamis

SMKN 1 Cijeungjing
Bangunan baru SMKN 1 Cijeunjing retak-retak dan amblas sehingga tidak dapat digunakan, Rabu 25 Juni 2025. (Fatkhur Rizqi/Radartasik.id) 
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Sebanyak 23 siswa SMKN 1 Cijeungjing terpaksa dipindahkan ke SMKN 2 Ciamis dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Desa Cijeungjing akibat sekolah tersebut tidak kunjung mendapatkan izin operasional.

Pemindahan ini dilakukan untuk memastikan para siswa tetap bisa melanjutkan pendidikan mereka, meskipun SMKN 1 Cijeungjing belum memperoleh Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) hingga saat ini.

Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan SMKN 2 Ciamis, Dedi, mengonfirmasi bahwa sekitar 20 siswa yang sebelumnya terdaftar di SMKN 1 Cijeungjing kini menjadi siswa di SMKN 2 Ciamis. Mereka saat ini duduk di kelas XI dan XII.

Baca Juga:Perlengkap Pelayanan, RSUD KHZ Musthafa Kabupaten Tasikmalaya Hadirkan Klinik Hematologi OnkologiFauzian Faikal Siap Bawa Nafwa FC Salawu Gemilang di Festival Grassroots Tasik Raya Cup 3

“Keputusan ini diambil sebagai langkah penyelamatan agar para siswa bisa mendapatkan ijazah, mengingat SMKN 1 Cijeungjing diperkirakan baru akan mendapatkan izin operasional pada tahun 2025,” ujarnya kepada Radar, Selasa 5 Agustus 2025.

Pada tahun 2023, kegiatan belajar mengajar di SMKN 1 Cijeungjing sempat dilakukan di ruang PKBM Desa Cijeungjing dengan pengajaran jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Namun, ketika beberapa siswa naik ke kelas XI, muncul masalah terkait dengan gedung baru yang dibangun sedang di bawah pengawasan aparat penegak hukum.

Selain itu, kelas XI memerlukan alat praktek otomotif yang tidak dapat disediakan di lokasi tersebut, yang akhirnya memaksa pemindahan kelas ke SMKN 2 Ciamis.

Akhirnya, sebanyak 23 siswa yang terdiri dari kelas X dan XI kemudian dipindahkan ke SMKN 2 Ciamis pada tahun 2024 setelah melakukan koordinasi dengan orang tua siswa.

“Sebanyak 20 siswa melanjutkan pendidikan di SMKN 2 Ciamis, sementara 3 siswa lainnya memilih untuk bergabung dengan PKBM Desa Cijeungjing karena kendala ekonomi,” ungkapnya.

Dedi menambahkan bahwa langkah ini diambil agar siswa yang tidak mengetahui secara rinci tentang proses pembangunan SMKN 1 Cijeungjing tidak menjadi korban dari situasi tersebut dan bisa melanjutkan pendidikan mereka dengan baik.

“Meskipun pembangunan SMKN 1 Cijeungjing menjadi urusan pihak terkait, yang penting adalah menjaga agar anak-anak tetap bisa melanjutkan pendidikan tanpa hambatan,” pungkasnya. (riz)

0 Komentar