RADARTASIK.ID– Malam Minggu ini, penonton setia Indosiar akan kembali disuguhkan aksi legendaris Jet Li lewat film Last Hero In China, yang tayang dalam slot Mega Film Asia Prime pada Minggu, 20 Juli 2025 pukul 22.30 WIB.
Film seni bela diri klasik ini akan membawa penonton ke dalam kisah heroik sang master kungfu Wong Fei-Hung, dengan balutan aksi, drama, dan sentuhan komedi yang unik.
Spin-off Penuh Aksi dan Satire
Dirilis pada tahun 1993, Last Hero In China merupakan spin-off dari seri populer Once Upon a Time in China, namun dengan pendekatan yang berbeda.
Baca Juga:Rekap Clash of Champions Season 2 Episode 7: Solar Enigma, Teka-Teki Sains yang Menantang Logika!Rekap Clash of Champions Season 2 Episode 6: Adu Otak, Visualisasi dan Strategi! Siapa yang Tereliminasi?
Disutradarai oleh Wong Jing, film ini menyisipkan elemen parodi serta humor kasar yang lebih kentara dibanding film-film pendahulunya.
Jet Li kembali berperan sebagai Wong Fei-Hung, pahlawan rakyat dari etnis Kanton yang terkenal karena kemampuan bela diri dan dedikasinya terhadap keadilan.
Berbeda dari film sebelumnya, Last Hero In China menampilkan nuansa yang lebih gelap dengan intensitas kekerasan yang lebih tinggi, namun tetap dibalut dengan gaya khas Wong Jing.
Koreografi aksi digarap oleh Yuen Woo-ping, maestro di balik banyak adegan pertarungan ikonik perfilman Asia.
Film ini juga menyelipkan beberapa Easter egg menarik seperti poster sabun Lifebuoy era abad ke-19, tongkat Sun Wukong, hingga cincin ajaib milik Ne Zha.
Sinopsis: Ketika Keadilan Beradu dengan Kekuasaan
Cerita dimulai saat Wong Fei-Hung tanpa sengaja memindahkan klinik sekaligus sekolah kungfunya ke lokasi yang ternyata berdekatan dengan sebuah “hotel cinta”.
Sementara murid-murid muda cukup senang dengan lingkungan baru itu, Wong justru merasa terganggu secara moral.
Baca Juga:Bruce Willis Beraksi! Sinopsis Film Out of Death Tayang Malam Ini di Bioskop TransTVBioskop Asia: Teenage Mutant Ninja Turtles 2, Pertualangan Seru Kura-Kura Ninja, Tayang Malam Ini di ANTV
Namun masalah yang lebih besar muncul saat ia menyadari ada aktivitas kriminal yang dilakukan oleh sebuah aliran sesat di dekat lokasi tersebut.
Seiring waktu, Wong menemukan bahwa praktik korupsi dan perdagangan manusia tengah berlangsung, didalangi oleh pejabat dan aparat yang semestinya menjaga hukum.
Jenderal setempat bahkan berusaha menyingkirkannya karena khawatir rahasia kotornya terbongkar.
Dalam situasi yang rumit ini, Wong Fei-Hung harus memilih: tetap diam demi kenyamanan, atau melawan arus kekuasaan demi keadilan.