Ia juga mengkritisi prosedur pemanggilan saksi yang menurutnya dilakukan mendadak dan dinilai bertentangan dengan standar operasional prosedur yang mengatur pemanggilan saksi: minimal tiga hari sebelum jadwal.
Pada Rabu (25/6) malam setelah pemeriksaan, ia diminta mengirimkan lima nama saksi, lengkap dengan identitas dan kontak mereka. Namun keesokan harinya, ia menyebut tiga dari lima orang tersebut mendapat intimidasi dari oknum dosen.
Pada akhirnya ia mulai berpikir bahwa proses yang ia jalani sangat sarat dengan kepentingan, meski ia mengaku tak tahu pasti siapa pihak yang berkepentingan tersebut.
Baca Juga:4 Siswa MAN 1 Tasikmalaya Sapu Juara Olimpiade Bahasa ArabMasa Jabatan Kepala Daerah dan DPRD Berpotensi Diperpanjang Jika Pemilu Pusat dan Daerah Dipisah
“Saya hanya bisa berdoa supaya urusan ini cepat selesai. Kebenaran akan terungkap. Fitnahnya sangat kejam. Yang paling menyedihkan, data saya bocor ke media. Saya tahu pelapor saya, tapi saya simpan, saya tidak apa-apain, karena saya tahu saya benar, untuk apa saya panik,” katanya.
Ia mengaku telah mengalami tekanan besar di media sosial hingga harus berkonsultasi dengan psikiater.
“Saya sudah di-bully di media sosial, dihakimi di berita online, saya sampai berobat ke psikiater ke Jakarta. Saya ditinggal sendirian,” keluhnya.
Saat ini, lanjutnya, dirinya sedang mempertimbangkan jalur hukum. Terutama karena data pribadi keluarganya ikut tersebar di media sosial.
“Saya berencana demikian, menempuh jalur hukum untuk memberikan rasa aman bagi saya secara khusus dan juga bagi keluarga saya yang sudah dicatut fotonya, disebar di media sosial, dan itu melanggar UU ITE. Bahkan ada petisi yang sudah langsung mencatut nama saya langsung, bukan inisial,” tandasnya.
Ia meminta publik menghormati asas praduga tak bersalah. Termasuk tidak menyebarluaskan identias keluarganya.
“Jangan bawa-bawa keluarga saya. Kasihan anak saya, kasihan istri saya. Karena saya yakin dengan seluruh bukti, seluruh kesempatan yang saya miliki, kebenaran akan terungkap,” pungkasnya.
Baca Juga:MAN 1 Tasikmalaya Turut Meriahkan Kegiatan Peaceful Muharram 1447 HWarga Karanunggal Kabupaten Tasikmalaya Pertanyakan Modal BUMDes yang Dibekukan!
Diberitakan sebelumnya, dunia pendidikan Kota Tasikmalaya diterpa kabar tak sedap. Rektorat Universitas Negeri Siliwangi (Unsil) menerima laporan dari Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Perguruan Tinggi (Satgas PPKPT) tentang adanya dugaan tindak kekerasan dan pelecehan seksual oleh seorang dosen. (Ayu Sabrina)