Tim evakuasi dibagi menjadi beberapa regu, mengingat lokasi area longsor sangat luas, medan terjal, dan tebing tinggi. Kondisi ini membuat proses pencarian menjadi cukup sulit. Ditambah, alat berat juga belum bisa masuk ke lokasi karena medan yang ekstrem.
Camat Salawu, Nandang Heryana, menerangkan proses pencarian dilakukan dengan menyisir beberapa area di titik longsoran. Tim gabungan yang terbagi dalam beberapa regu itu hanya bisa menggunakan cangkul dan sekop untuk menggali tanah yang menimbun sawah Acu dan Amin.
“Kita terus mengingatkan kepada tim evakuasi untuk selalu mengutamakan keselamatan, karena area longsor ini, selain tanahnya labil, becek dan juga banyak ranting dan akar pohon yang ikut tumbang terbawa tanah longsor,” paparnya.
Baca Juga:MAN 1 Tasikmalaya Turut Meriahkan Kegiatan Peaceful Muharram 1447 HWarga Karanunggal Kabupaten Tasikmalaya Pertanyakan Modal BUMDes yang Dibekukan!
Terkait dengan adanya anjing pelacak dan drone thermal dari Polda Jabar, keduanya juga belum berhasil mendeteksi keberadaan dua petani tersebut. Tim SAR baru berhasil menemukan sandal jepit dan termos air yang menurut Nandang merupakan milik Amin.
“Sekalipun sandal dan termos air sudah ditemukan namun titik lokasi jasad kedua korban belum terdeteksi,” ujarnya, menambahkan.
Kepala Desa Tenjowaringin, Idi Abdul Hadi, menambahkan musibah longsor yang terjadi pada di Blok Cihaniwung sangat tidak terduga. Menurutnya, lokasi tersebut sudah sejak lama sering dijadikan area aktivitas para petani dan warga.
“Banyak sawah, kebun milik warga, jadi setiap hari juga disana sering banyak warga yang sedang menggarap sawah atau kebun,” terang dia.
Menurutnya, posisi sawah yang digarap Acu dan Amin memang berada di bawah tebing dengan kedalaman antara 20-30 meter.
“Makanya kalau warga yang mau ke sawah itu harus melalui jalan yang menurun ke bawah,” tambah dia. (Diki Setiawan)