PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Sejumlah orang tua murid SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, tengah dihadapkan pada persoalan serius terkait tabungan anak-anak mereka yang tak kunjung cair.
Dana yang seharusnya menjadi simpanan untuk keperluan pendidikan lanjutan, kini justru tidak bisa diakses karena diduga telah disalahgunakan oleh salah satu guru di Pangandaran.
Salah satu wali murid SDN 1 Mekarsari, Muslimin, menyampaikan, dana tabungan anaknya yang mencapai Rp 8 juta, baru bisa dicairkan sebagian.
Sisa dana sebesar Rp 6 juta hingga kini belum jelas keberadaannya.
Baca Juga:Inspektorat Kabupaten Pangandaran Dinilai Gagal: Temuan BPK Jadi Bukti Lemahnya Pengawasan?Pemkab Pangandaran Putuskan Warga yang Sakit dan Nonaktif BPJS Kesehatannya Akan Dicover APBD
”Katanya ada oknum guru yang menyalahgunakan uang itu,” kata Muslimin saat dihubungi Radartasik.id, Selasa, 24 Juni 2025.
Masalah ini tidak hanya dialami oleh satu dua murid saja.
Saeful, wali murid lainnya, menyebut, untuk satu kelas VI saja, jumlah tabungan yang terkumpul mencapai Rp 200 juta.
Jika dihitung secara keseluruhan dari berbagai kelas, nominalnya ditaksir mencapai Rp 300 juta.
Ia bahkan menyampaikan, dari tabungan anaknya sebesar Rp 29 juta, baru Rp 2 juta yang berhasil dicairkan. ”Sisanya Rp 27 juta belum jelas ke mana,” ujarnya.
Para orang tua murid pun menuntut sekolah soal kejelasan uang tabungan siswa SDN 1 Mekarsari yang belum bisa dicairkan.
Kepala SDN 1 Mekarsari, Ade Haeruman, membenarkan, uang tabungan siswa memang belum sepenuhnya dikembalikan.
Ia mengungkapkan, dana tersebut dipinjam oleh seorang guru yang dulunya menjabat sebagai bendahara tabungan sekolah sejak 2012 hingga 2017, dan telah pensiun sejak 2022.
Baca Juga:Ngonten Tiap Hari, Tapi Warga Pangandaran Masih Susah? Ini Kritik Tajam untuk Pejabat Publik!Balita Sakit Parah, Puskesmas Pangandaran Tak Beri Ambulans, Dirujuk Pakai Sepeda Motor, Akhirnya Meninggal
Guru tersebut mulai berutang dari tahun 2016 hingga 2017, dan seiring waktu jumlah pinjamannya terus bertambah.
Ia juga menjelaskan, sempat ada pertemuan dengan para wali murid untuk membahas solusi.
Dalam pertemuan tersebut, guru yang bersangkutan menyatakan kesediaannya untuk mengembalikan dana dengan menjual aset pribadi.
Namun, setelah dihitung, nilai aset tersebut tidak cukup menutup total dana yang hilang.
Hingga kini, masih terdapat dua angkatan siswa, yakni lulusan tahun 2024 dan 2025, yang tabungannya belum dikembalikan.
Tercatat ada 24 siswa dari tahun lalu dan 25 siswa dari tahun ini yang masih menanti kejelasan atas dana simpanan mereka. (Deni Nurdiansah)