Hal ini, menurut Dadan, menunjukkan bahwa persoalan pendidikan tak cukup diselesaikan lewat kuota, tetapi juga harus menyasar pada pembentukan karakter dan perubahan cara pandang.
Jalur KETM sendiri merupakan salah satu cabang dari jalur afirmasi SPMB 2025 yang diperuntukkan bagi calon siswa dari keluarga kurang mampu. Namun di Kota Tasikmalaya, daya tampung jalur ini masih sangat terbatas dibanding jumlah pendaftarnya.
Contohnya SMAN 1 Kota Tasikmalaya yang kuota jalur KETM-nya 86, nakmun jumla pendaftarnya mencapai 129. Kemudian SMAN 2 Kota Tasikmalaya dengan kuota jalur KETM 108 orang jumlah pendaftarnya mencapai 222 orang (lihat info grafis).
Baca Juga:Parah! Dua Pemuda di Kota Tasikmalaya Ini Sembunyikan 4 Dus Miras di MusholaTerkait Perpanjangan Jabatan Sekda Tasikmalaya, Ade Menandatangani, Cecep Akan Mengevaluasi!
Dari 10 SMA Negeri di Kota Tasikmalaya, SMAN 5 menjadi yang paling banyak diminati calon siswa baru di jalur KETM. Pendaftarnya mencapai 355 orang, sementara kuota yang tersedia hanya 108 kursi.
Secara total, hanya tersedia 1.058 kursi jalur KETM di Kota Tasikmalaya. Namun pendaftarnya mencapai 1.980 orang. Artinya, 922 siswa jalur KETM diprediksi gagal mendapatkan bangku di SMA Negeri.
Diberitakan sebelumnya, Sebanyak 1.900 siswa pendaftar Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 tahap 1 diprediksi tidak akan mendapatkan kursi di SMA Negeri Kota Tasikmalaya. Data tersebut dihimpun dari laman resmi spmbjabarprov.go.id hingga Senin (16/6/2025) malam, pukul 21.00 WIB.
Bagi siswa yang ingin tetap bersekolah di SMA negeri, satu-satunya peluang tersisa adalah mengikuti SPMB tahap 2 yang akan dibuka mulai 24 Juni hingga 2 Juli mendatang. Namun, peluang pada tahap kedua ini dipastikan lebih kecil karena kuota semakin terbatas. Belum lagi pola SPMB pada tahap 2 harus melalui tes kompetensi akademik, sehingga ketika gagal siswa harus langsung mengalihkan pilihan ke sekolah swasta. (Fitriah Widayanti)