TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sikap Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin yang geram terhadap habisnya anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) sebesar Rp28 miliar dinilai berlebihan.
Pemerhati Anggaran Nandang Suherman menilai, jika memang BTT diperlukan untuk penanganan bencana, bupati tinggal melakukan pergeseran anggaran sesuai kewenangan daerah.
Dia menegaskan, penggunaan BTT memang untuk kejadian tidak terduga atau dampak bencana, terlebih Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah rawan bencana.
Baca Juga:Parah! Dua Pemuda di Kota Tasikmalaya Ini Sembunyikan 4 Dus Miras di MusholaTerkait Perpanjangan Jabatan Sekda Tasikmalaya, Ade Menandatangani, Cecep Akan Mengevaluasi!
“Sehingga diharuskan oleh regulasi dan kebijakan bahwa seluruh pemerintah daerah harus mengalokasikan BTT tersebut,” ungkap Nandang.
Menurutnya, BTT harus digunakan sesuai kategori penanganan atau dampak bencana.
“Setiap daerah pasti sudah membuat kebijakan BTT tersebut, apalagi yang dimaksudkan untuk penggunaan dampak bencana tersebut,” kata dia.
Berdasarkan data yang dimilikinya dari portal APBD Kementerian Dalam Negeri, pagu BTT Kabupaten Tasikmalaya sebesar Rp30 miliar.
“Untuk data keterangan APBD untuk belanja tidak terduga itu realisasi sampai pertengahan Juni 2025 ini kurang dari Rp 1 miliar,” kata dia.
Yang harus diperhatikan menurut nandnag, adalah pos penggunaan BTT. Apakah titik-titik yang dibangun dengan BTT itu masuk kategori darurat atau tidak.
“Kebijakan itu ada di pemerintah daerah, jadi bupati yang mengetahuinya. Dan sebenarnya untuk BTT ini jika ada kekurangan, daerah bisa melakukan pergeseran anggaran,” terang dia.
Menurutnya untuk anggaran penanganan bencana, bupati tidak harus menunggu perubahan APBD.
Baca Juga:Sekolah Swasta di Priangan Timur Bingung Soal Teknis Sekolah Gratis yang Diputus Mahkamah KonstitusiGubernur Jabar Minta Cecep-Asep Bangun Boboko Raksasa di Tasikmalaya!
“Jadi kalau untuk penanganan atau dampak bencana, jika dibiarkan akan berdampak lebih parah dan lebih besar kerugiannya,” kata Nandang.
Ia menyarankan agar bupati tidak terlalu khawatir soal BTT habis.
“Jadi Pak Cecep tidak harus berteriak-teriak, anggaran BTT habis, karena sebagai bupati bisa melakukan pergeseran anggaran,” ungkapnya.
Selain pergeseran anggaran, menurut Nandang, bupati juga bisa melakukan lobi politik ke provinsi atau pusat untuk menambah anggaran penanganan bencana. Bahkan, penggunaan BTT pada era Bupati sebelumnya, Ade Sugianto, untuk penanganan abrasi laut dianggap masuk kategori kejadian tidak terduga.
“Boleh jadi kemarin Pak Ade menggunakan BTT untuk abrasi laut itu masuknya kepada penanganan bencana, jadi tidak direncanakan dan terjadinya tidak terduga,” tambah dia.