Sunda Wiwitan Diangkat dalam Diskusi Panel “Menuju Indonesia Emas 2045”

Sunda Wiwiwtan--Letjen (Purn) Endang Suwarya
Letjen TNI (Purn) Endang Suwarya saat diwawancara soal materi Sunda Wiwitan pada diskusi panel di Gedung Mashudi Universitas Perjuangan, Selasa (10/6/2025). (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

Sedangkan untuk pembangunan berkelanjutan, Sunda Wiwitan mengedepankan keselarasan manusia dengan alam, salah satunya melalui konsep Tri Tangtu di Bumi yang membagi wilayah alam ke dalam zona konservasi, cadangan, dan garapan.

Nilai-nilai Sunda Wiwitan tidak hanya dianggap sebagai bagian dari warisan spiritual, tetapi juga pedoman etika hidup masyarakat yang relevan di era modern. Prinsip kesederhanaan, gotong royong, tanggung jawab, dan spiritualitas dalam ajaran ini dapat menjadi inspirasi dalam merumuskan kebijakan publik yang manusiawi dan berkelanjutan.

Meski demikian, pengangkatan topik Sunda Wiwitan sebagai bahan diskusi strategis juga diiringi dengan tantangan, khususnya dalam hal salah tafsir masyarakat yang menganggapnya sebagai ajaran keagamaan baru.

Baca Juga:Sekolah Swasta di Priangan Timur Bingung Soal Teknis Sekolah Gratis yang Diputus Mahkamah KonstitusiGubernur Jabar Minta Cecep-Asep Bangun Boboko Raksasa di Tasikmalaya!

Sunda Wiwitan, lanjut dia, diangkat bukan untuk diperdebatkan secara ideologis, tetapi untuk diapresiasi sebagai kekayaan identitas bangsa yang mampu memberi arah dalam pembangunan nasional.

“Budaya adalah jati diri bangsa. Kalau kita lupakan budaya, kita akan kehilangan pegangan saat menghadapi tantangan global. Sunda Wiwitan bukan masa lalu yang harus ditinggalkan, tapi warisan yang bisa menjadi cahaya masa depan,” pungkas Endang Suwarya. (Ayu Sabrina)

0 Komentar