Hal ini, lanjutnya, berdampak pada aktivitas ekspor-impor Indonesia. Ia menegaskan bahwa Jawa Barat yang memiliki basis ekspor kuat akan terkena imbas langsung dari perubahan tarif dan kebijakan perdagangan global.
“Jabar kan secara global ekonominya ada ekspor. Barang yang dihasilkan di Jabar diekspor, ekspornya itu ada yang langsung ke Amerika. Kalau tarif itu semakin tinggi berarti kemungkinan akan semakin mahal kita sehingga dia semakin sedikit yang diekspor,” ujarnya.
Tak hanya Amerika Serikat, kondisi ekonomi Tiongkok yang turut tertekan juga akan berdampak pada ekspor Jawa Barat ke negara tersebut.
Baca Juga:Telkomsel Gelar Gladian Panji TERRA di Tasikmalaya, Wujudkan Dampak Bisnis BerkelanjutanSrie Mulyati, Dosen Prodi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya Jadi Juri Ahli Internasional di Thailand
“Kalau China ekonominya terdampak dengan Paman Trump maka ekonomi China sekecil apapun pasti akan berpengaruh terhadap ekspor Indonesia yang ke Cina,” tambahnya.
Ia mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada tahun 2024 mencapai 5,02 persen, sementara pada triwulan I 2025 menurun tipis menjadi 4,98 persen. Meski demikian, tren pertumbuhan masih positif di 27 kota dan kabupaten.
“Kalau hitungannya paling besar itu kemungkinan akan sedikit melambat dibanding tahun 2024,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala KPw BI Tasikmalaya, Laura Rulida Eka Sari, menambahkan bahwa penguatan sektor UMKM menjadi salah satu strategi untuk merespons dampak ketidakpastian global.
“UMKM sendiri tadi ada pendampingan khususnya di dalam masalah perekonomian, marketing yang berbasis digital dan yaitu melakukan inovasi dan sinergi pentahelix,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya pelestarian budaya lokal sebagai penyangga ekonomi daerah agar tidak terpuruk di tengah dinamika global.
“Dengan demikian ekonomi tidak akan mengalami penurunan yang drastis, mungkin fluktuatif iya tapi kita prepare mengatasi masalah tersebut,” terangnya.
Baca Juga:Santika Premiere Hills Resort Sukabumi Dibuka, Suguhkan Pemandangan Alam dan Fasilitas Lengkap Sambut Idul Adha, Sharp Beri Hadiah Langsung, Cukup Belanja Rp 1,5 Juta
Melalui pendekatan sinergi dan pemanfaatan big data, ia optimistis tantangan ekonomi saat ini dapat dihadapi dengan solusi yang relevan dan berakar pada kondisi riil masyarakat. (Fitriah Widayanti)