PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pangandaran dalam beberapa hari terakhir menyebabkan banjir di sejumlah wilayah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran mencatat, terdapat tiga kecamatan yang terdampak cukup parah akibat cuaca ekstrem ini.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pangandaran, Supiatno, menjelaskan, banjir di Pangandaran melanda beberapa desa di Kecamatan Sidamulih, Kalipucang, Parigi, dan Padaherang.
Baca Juga:Penanganan Banjir di Sawah Desa Maruyungsari dan Paledah Pangandaran Tuai Pro dan Kontra, Pemkab Putar OtakTidak Cukup Bermodal NIB, Ini Syarat Lengkap untuk Usaha Tambang Galian C di Pangandaran
Di Kecamatan Sidamulih, genangan air terjadi di Desa Cikalong dan Desa Sidamulih.
Sementara itu, di Kecamatan Kalipucang, banjir menggenangi wilayah Desa Pamotan.
Menurutnya, banjir di Desa Pamotan terjadi karena luapan Sungai Citanduy yang mengalir hingga ke area persawahan dan permukiman warga.
Di Kecamatan Padaherang, banjir merendam lahan di sejumlah desa, seperti Desa Paledah, Desa Maruyungsari, Desa Sukanegara, Desa Karangpawitan, dan Desa Ciganjeng.
Lahan pertanian, terutama sawah, menjadi salah satu yang paling terdampak banjir Pangandaran.
Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Parigi, tepatnya di Desa Bojong.
Banjir di wilayah ini disebabkan oleh luapan air sungai yang berasal dari pegunungan.
”Banjir di Desa Bojong sama seperti yang terjadi di Desa Cikalong dan Sidamulih yaitu air kiriman dari pegunungan,” ungkap Supiatno, Senin, 26 Mei 2025.
Baca Juga:Sisa-sisa Reruntuhan Pasar Wisata Pangandaran Masih Terlihat, Kapan Selesai Dibereskan?Belum ke Puncak Manci? Sayang Banget, Tempat di Pangandaran Ini Lagi Hits Buat Camping
Meski wilayah-wilayah tersebut dilanda banjir, hingga saat ini belum ada laporan mengenai warga yang mengungsi.
Sebagian besar masyarakat masih memilih bertahan di rumah masing-masing.
BPBD Kabupaten Pangandaran pun mengimbau seluruh warga agar tetap meningkatkan kewaspadaan, mengingat kondisi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi dalam beberapa waktu ke depan. (Deni Nurdiansah)