TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kerusakan lift di RSUD dr Soekardjo tidak bisa dipungkiri berdampak pada menurunnya nilai pelayanan. Terlebih, kerusakan tersebut berlangsung sampai berbulan-bulan.
Pihak rumah sakit sepatutnya bisa melakukan pemeliharaan lebih prioritas terhadap sarana untuk pasien. Sehingga ketika terjadi kerusakan, perbaikannya tidak berlangsung lama.
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Wahid menilai bahwa masyarakat tidak akan mau tahu apa yang menjadi kendala pihak rumah sakit. Pada prinsipnya, pelayanan yang baik sudah menjadi hak pasien RSUD dr Soekardjo. “Jadi jangan dibiarkan kerusakan fasilitas ini berlarut-larut,” ungkapnya kepada Radar, Minggu (25/5/2025).
Baca Juga:Dari Sampah Plastik, Bank Sampah Mangkubumi Hasilkan Rp 1 Juta SehariLift Untuk Pasien Kelas 3 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Rusak Berbulan-Bulan
Berbicara kerusakan tersebut karena masalah usia barang, kerusakan memang hal wajar. Namun bukan berarti terlalu sering apalagi dengan perbaikan yang menunggu waktu lama. “Mungkin di rumah sakit juga pernah mengalami kerusakan, bedanya perbaikan secepatnya dilakukan,” tuturnya.
Ketika memang lift tersebut sudah tidak layak dipertahankan, RSUD harus mencari solusi untuk menggantinya. Ketika tidak memiliki anggaran maka bisa meminta bantuan pemerintah kota atau provinsi. “Kalau untuk pelayanan, meskipun biayanya mahal harus diupayakan,” katanya.
Kerusakan pun tidak lepas dari teknis penggunaan, manajemen harus bisa memberikan edukasi kepada para pegawai. Apalagi itu lift khusus pasien yang tentunya lebih sering digunakan oleh pegawai rumah sakit. “Diberikan edukasi juga supaya sama-sama menjaga aset yang ada,” tuturnya.
Diakuinya bahwa rasa memiliki pegawai bahkan direksi rumah sakit milik pemerintah memang cenderung minim. Sehingga motivasi untuk memeliharanya pun tidak optimal. “Tapi mental itu harus diubah, pegawai sampai direksi harus punya rasa memiliki dan menjaga setiap fasilitas yang ada di rumah sakit,” katanya.
Sebelumnya, Wadir Umum Budi Martanova mengakui soal kerusakan lift tersebut. Namun dia meluruskan bahwa lift tersebut tidak berfungsi selama 6 bulan, karena 3 bulan sebelumnya lift gedung tersebut berfungsi. “Memang sudah lama rusak, tapi kita perbaiki dan Maret kemarin lift-nya masih berfungsi,” jelasnya, Jumat (23/5/2025).
Mengenai kesan diskriminasi untuk pasien kelas 3, dia membantahnya. Hal itu karena intensitas pasien yang dirawat di gedung tersebut memang relatif lebih banyak ketimbang gedung lainnya. “Intensitasnya paling sering, jadi lebih mudah rusaknya,” terangnya.