GARUT, RADARTASIK.ID – Beberapa desa di Kecamatan Banjarwangi Garut diterjang longsor dan pergeseran tanah yang mengakibatkan belasan rumah warga terdampak.
Sebelumnya, curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah selatan Kabupaten Garut menyebabkan bencana alam di Kecamatan Banjarwangi.
Bencana tanah longsor dan pergeseran tanah di Kecamatan Banjarwangi dilaporkan melanda sejumlah desa, mengakibatkan kerusakan pada permukiman warga dan kekhawatiran akan bencana susulan.
Baca Juga:Antisipasi Demam Berdarah, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Minta Masyarakat Perhatikan Kebersihan LingkunganRekomendasi Glamping Camp di Garut: Staycation Glamor Camping dengan View Gunung Guntur yang Bikin Betah
Empat desa tercatat mengalami dampak cukup serius akibat kondisi geologis yang terganggu, yakni Desa Talagasari (meliputi Kampung Pasir Waru dan Kampung Cipanyairan), Desa Talagajaya (Kampung Sukasari dan Kampung Cijerah), Desa Wangunjaya (Kampung Sangata), serta Desa Tanjungjaya (Kampung Genteng).
Polsek Banjarwangi bergerak cepat menyikapi bencana ini.
Kapolsek Banjarwangi, Iptu Tatang Sukirman, menyatakan, pihaknya telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi.
Dari hasil penelusuran, diketahui sebanyak 12 rumah milik warga tersebar di keempat desa tersebut mengalami dampak akibat bencana.
”Langkah pertama kami adalah memastikan bahwa tidak ada korban jiwa,” ungkap Iptu Tatang pada Minggu, 25 Mei 2025.
Hal ini menjadi prioritas utama dalam penanganan awal, di samping upaya mitigasi lanjutan.
Koordinasi lintas sektor antara kepolisian, pemerintah kecamatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan unsur terkait lainnya telah dilakukan untuk mempercepat respons.
Proses pendataan kerusakan serta evakuasi warga dari zona rawan juga sudah dijalankan.
Baca Juga:Progres Pembebasan Lahan Tol Getaci di Garut Hampir Capai 50 Persen, Selanjutnya Apa?Premanisme di Kabupaten Garut Jadi Ancaman bagi Keberlangsungan Sektor Industri, Polisi Berkeliling
Warga yang terdampak diminta mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman guna menghindari risiko lanjutan.
Monitoring kondisi tanah di lokasi bencana terus dilakukan untuk mengantisipasi longsor susulan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai korban jiwa, namun potensi bencana masih dianggap tinggi.
Kapolsek Banjarwangi juga mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, khususnya ketika muncul tanda-tanda gejala alam seperti retakan tanah atau suara gemuruh.
Ia menduga, intensitas hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir menjadi pemicu utama pergerakan tanah dan longsor di kawasan tersebut. (Agi Sugiana)