RADARTASIK.ID – Harapan Lazio ke Liga Champions belum mati, tapi nyalanya kian redup karena Serie A tinggal menyisakan satu laga lagi.
Usai dua hasil imbang melawan Juventus dan Inter, Lazio nyaris kehilangan peluang terakhir menuju Liga Champions musim depan, tertinggal dua poin dari Juventus di posisi empat.
Celakanya, di balik kegagalan meraih tiket ke turnamen elite itu, tersembunyi konsekuensi yang lebih dalam: hilangnya potensi pendapatan senilai 50 juta euro, dana yang sangat dibutuhkan klub untuk menjaga stabilitas finansial dan manuver di bursa transfer.
Baca Juga:Ini Syarat Antonio Conte untuk Kembali ke JuventusIbrahimovic hingga Furlani Dituding Tenggelamkan Masa Depan AC Milan
Tanpa Liga Champions, Lazio harus mencari cara lain untuk menyeimbangkan neraca keuangan mereka.
Pendapatan dari Liga Europa atau Liga Konferensi memang masih menjanjikan, namun selisihnya signifikan, sekitar 10 juta euro.
Klub berharap mendapat dana tambahan dari penjualan pemain pinjaman: Fiorentina sudah pasti menebus Cataldi (4 juta euro) dan Bologna siap mengamankan Casale (6,8 juta).
Tapi itu belum cukup. Untuk menutup celah yang menganga, Lazio perlu menjual satu atau dua nama pemain andalan di bursa trasnfer mendatang.
Dan salah satu nama itu adalah Mattéo Guendouzi.
Mantan gelandang Marseille ini datang ke Formello dengan reputasi besar, dan kini menarik perhatian klub-klub dari Serie A, Ligue 1, hingga Premier League.
Dua klub Inggris, Aston Villa dan Newcastle disebut-sebut paling serius memburu tanda tangannya.
Lazio memasang klausul pelepasan sebesar 50 juta euro, dan Presiden Claudio Lotito tak akan membuka negosiasi di bawah angka 40 juta.
Baca Juga:Pep Guardiola Menangis di Laga Perpisahan Kevin De Bruyne di EtihadIntip Formasi AS Roma Bersama Nuno Espirito Santo: Kuat Kuasai Bola, Jago Serangan Balik
Namun, Guendouzi bukan satu-satunya yang berpotensi dijual. Bek asal Spanyol, Mario Gila, juga masuk daftar.
Performanya musim ini mencuri perhatian, terutama dari Inter Milan.
Sayangnya ada klausul tersembunyi memperumit situasi: 50 persen dari hasil penjualannya harus diserahkan ke Real Madrid, sesuai kesepakatan transfer 2022 lalu.
Artinya, Lazio harus menjual setinggi mungkin—bukan hanya demi keuntungan, tapi agar transaksi tetap layak secara finansial.
Tanpa Liga Champions, Lazio akan terjun ke pasar dengan wajah yang berbeda, meninggalkan ambisi, dan mungkin pula, beberapa pemain yang paling dicintai.