Namun, perlu kehati-hatian dalam menerapkan strategi ini.
Pendekatan klasik seperti ”Dogs of the Dow”—yang menyarankan membeli 10 saham dengan dividend yield tertinggi dari indeks Dow Jones setiap tahun—pernah populer, tetapi seiring waktu terbukti tidak selalu efektif.
Strategi ini sempat mendulang hasil baik, namun kemudian tidak lagi relevan karena banyak saham bermasalah yang justru memiliki yield tinggi akibat harga sahamnya anjlok.
Dalam sebuah diskusi podcast, analis dari Bank of America, Savita Subramanian, mengemukakan pendekatan alternatif yang lebih selektif.
Baca Juga:Cuan 5,5 Juta Persen! Begini Rekam Jejak Investasi Warren Buffett yang Tak Tertandingi Selama Enam DekadeDulu Anti Teknologi, Kini Untung Triliunan: Pengakuan Malu-Malu Warren Buffett di Balik Saham Apple
Ia menyarankan untuk mengelompokkan saham-saham berkapitalisasi besar yang membayar dividen menjadi lima bagian berdasarkan tingkat yield-nya.
Menariknya, bukan kelompok dengan yield tertinggi yang dianjurkan untuk dibeli, melainkan kelompok dengan yield tertinggi kedua.
Alasannya, kelompok teratas justru sering diisi oleh saham-saham yang sedang bermasalah secara fundamental—contoh nyata adalah Walgreens sebelum krisisnya.
Strategi yang dijelaskan Subramanian dikenal sederhana dan bisa diterapkan siapa pun.
Ia menyebut bahwa data terkait bisa diakses secara bebas di internet, dan strategi ini bisa dijalankan secara mandiri tiap bulan.
Meski terlihat membosankan dan tidak menarik, pendekatan ini terbukti cukup stabil dan efektif dalam berbagai kondisi pasar.
Dari sisi hasil, perbedaan strategi ini sangat signifikan.
Berdasarkan data dari Hartford Funds, investasi sebesar $1.000 di indeks S&P 500 atau pendahulunya sejak tahun 1930 akan tumbuh menjadi sekitar $8,6 juta pada akhir 2023.
Baca Juga:Perjalanan Karier Gigi Leung: Dari Gadis Tepi Jalan yang Lugu Menjadi Artis Hong Kong Serba BisaApple Ketinggalan Jauh di Balapan AI, Apakah Ini Akhir iPhone?
Namun, jika dana yang sama diinvestasikan dalam kelompok kedua saham berdasarkan dividend yield, nilai investasinya bisa mencapai $31 juta.
Lebih lanjut, ada pendekatan lain yang kini semakin banyak menarik perhatian: shareholder yield.
Konsep ini menggabungkan semua bentuk pengembalian kas kepada pemegang saham, termasuk dividen, pembelian kembali saham (buyback), dan pengurangan utang bersih.
Meb Faber, seorang manajer dana sekaligus pembawa acara podcast, mengelola serangkaian dana yang berfokus pada konsep ini.
ETF miliknya, Cambria Shareholder Yield, pada akhir 2023 tercatat sebagai yang berkinerja terbaik di antara 188 dana yang berfokus pada buyback atau dividen menurut data dari Morningstar.