“Ini menjadi tantangan utama yang perlu diatasi sebelum pelajaran AI diterapkan secara efektif,” tandasnya.
Bangbang juga menyoroti aspek kurikulum dan materi ajar yang hingga kini belum tersedia secara memadai untuk jenjang sekolah dasar. Ia menilai, pengembangan bahan ajar yang sederhana, interaktif, dan berbasis lokal sangat dibutuhkan.
Dukungan dari orang tua dan masyarakat, menurutnya, juga menjadi aspek krusial yang perlu ditinjau sebelum memasukkan pelajaran AI ke dalam kurikulum.
Baca Juga:SMK BK Tasikmalaya Gelar Kelulusan Sederhana, 98 Persen Lulusan Terserap Kerja dan UsahaAwaludin Nazal Dinobatkan Sebagai Kepala Sekolah Termuda, Sukses Pimpin SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya
“Literasi digital di kalangan orang tua juga perlu ditingkatkan agar dapat mendukung pembelajaran AI di rumah, terutama karena anak-anak usia SD masih sangat bergantung pada bimbingan orang tua,” katanya.
Meski memiliki potensi dan SDM yang antusias untuk berinovasi, Bangbang menilai Kota Tasikmalaya belum bisa dikatakan siap menjalankan pelajaran AI.
Ia menegaskan bahwa masih dibutuhkan roadmap yang jelas, pelatihan guru yang memadai, penguatan infrastruktur, serta sinergi lintas sektoral.
“Bila ini direncanakan dan dijalankan dengan baik, Tasikmalaya bisa menjadi pelopor integrasi AI berbasis kearifan lokal di tingkat dasar,” pungkasnya. (Fitriah Widayanti)