Ketika Amerika Serikat Menjauh dari Perdagangan Bebas, Dunia Justru Meningkatkan Kerja Sama

Tarif Trump Guncang Pasar Global
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berfoto bersama jajarannya baru-baru ini. (Donald Trump/Instagram)
0 Komentar

Achyuth Anil, peneliti di Centre for Inclusive Trade Policy, University of Sussex, menjelaskan bahwa negara-negara kini semakin menyadari pentingnya membangun ketahanan pasar di luar AS.

Meski demikian, dampak kebijakan proteksionis AS tetap terasa.

Organisasi Perdagangan Dunia memperkirakan volume perdagangan barang global akan turun 0,2 persen tahun ini, berbeda jauh dengan pertumbuhan 2,9 persen pada tahun sebelumnya.

Kendati demikian, masih banyak negara yang tidak menyerah terhadap semangat globalisasi.

Baca Juga:Cari Semua Kebutuhan Haji di Satu Tempat? Bursa Sajadah Jawabannya!Keuntungan Menggunakan PayPal Saat Belanja Online

David Henig, pakar perdagangan dari European Centre for International Political Economy, melihat bahwa upaya negara-negara memperkuat perjanjian dagang justru menunjukkan arah berlawanan dari narasi penurunan globalisasi.

Salah satu kesepakatan dagang yang menjadi sorotan adalah antara India dan Inggris.

Kesepakatan ini mencakup pengurangan besar tarif India atas produk Inggris seperti wiski dan mobil.

Pemerintah Inggris memperkirakan hal ini akan mendorong perdagangan bilateral hingga 25,5 miliar pound sterling dalam beberapa tahun ke depan.

India sendiri telah memangkas tarif atas 90 persen barang dari Inggris, dengan rencana sebagian besar akan menjadi bebas tarif dalam waktu sepuluh tahun.

Sebagai timbal balik, Inggris juga menurunkan pajak produk India seperti alas kaki dan perhiasan, serta memberikan kemudahan akses bagi profesional India, termasuk koki dan instruktur yoga.

Meski pembahasan sempat terhambat sejak 2022 karena isu visa pelajar India dan perlindungan hak kekayaan intelektual, kedua negara akhirnya sepakat melanjutkan negosiasi pada Februari, tepat ketika rencana tarif baru AS mulai mengemuka.

Baca Juga:Laporan Keuangan Soho Global Health 2025, Pertumbuhan Laba dan Aset yang Menggembirakan?Kinerja Summarecon Agung, Laporan Keuangan Q1 2025 Menunjukkan Pertumbuhan yang Kuat?

Menteri Keuangan Inggris, Rachel Reeves, menyatakan bahwa negaranya kini tengah mempercepat kesepakatan perdagangan dengan berbagai pihak, sebagai respon atas kebijakan perdagangan AS yang baru.

Sam Lowe, pakar dari perusahaan konsultan Flint Global, menilai bahwa kebijakan Trump menjadi pemicu penting dalam tercapainya kesepakatan antara India dan Inggris.

Sementara itu, di kawasan Asia, negara-negara anggota ASEAN Plus Three—yang terdiri dari negara-negara Asia Timur termasuk Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan—menyatakan komitmen untuk meningkatkan perdagangan antar kawasan sebagai upaya mengatasi dampak negatif dari ketidakpastian perdagangan global.

Di Amerika Latin, Brasil mengupayakan peningkatan ekspor ke Tiongkok dan AS.

0 Komentar