Ketika Amerika Serikat Menjauh dari Perdagangan Bebas, Dunia Justru Meningkatkan Kerja Sama

Tarif Trump Guncang Pasar Global
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berfoto bersama jajarannya baru-baru ini. (Donald Trump/Instagram)
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Di tengah kebijakan proteksionis yang semakin menonjol di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, Amerika Serikat mulai menarik diri dari komitmen terhadap perdagangan bebas.

Namun, alih-alih mengikuti jejak AS, banyak negara lain justru memperkuat dan memperluas hubungan dagang mereka dengan mitra-mitra strategis di berbagai belahan dunia.

Sejak terpilihnya Trump, berbagai negara bergerak cepat mempererat kemitraan perdagangan demi mengurangi dampak dari kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh AS.

Baca Juga:Cari Semua Kebutuhan Haji di Satu Tempat? Bursa Sajadah Jawabannya!Keuntungan Menggunakan PayPal Saat Belanja Online

Langkah-langkah ini mencerminkan upaya negara-negara tersebut untuk saling mengisi kekosongan akses pasar dan mempertahankan momentum ekonomi global.

Salah satu perkembangan terbaru datang dari Inggris dan India yang akhirnya menyelesaikan kesepakatan dagang setelah mengalami kebuntuan selama bertahun-tahun.

Kesepakatan ini menjadi tonggak penting, terutama bagi Inggris pasca-Brexit.

Uni Eropa pun tengah merundingkan kesepakatan serupa dengan India dan baru saja mencapai kesepakatan awal dengan blok perdagangan Mercosur di Amerika Selatan.

Sementara itu, Kanada dan beberapa negara Asia menghidupkan kembali perjanjian lama yang sempat tertunda.

CPTPP (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership), yang melibatkan 12 negara, juga sedang membuka peluang bagi anggota baru seperti Kosta Rika dan Indonesia.

Meningkatnya aktivitas perdagangan ini semakin terlihat sejak Trump kembali terpilih, dengan asumsi bahwa meskipun AS menyumbang seperempat dari output ekonomi dunia, negara tersebut hanya menyumbang 13 persen dari total impor global.

Ini memberi ruang bagi negara lain untuk memperluas kerja sama antarmereka.

Baca Juga:Laporan Keuangan Soho Global Health 2025, Pertumbuhan Laba dan Aset yang Menggembirakan?Kinerja Summarecon Agung, Laporan Keuangan Q1 2025 Menunjukkan Pertumbuhan yang Kuat?

”Amerika Serikat justru menjadi pemicu percepatan penurunan tarif oleh negara-negara lain,” ungkap Alan Wolff, peneliti senior di Peterson Institute for International Economics dan mantan wakil direktur jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), seperti dikutip WSJ.

Menurutnya, negara-negara seperti Uni Eropa dan Kanada kini tengah mencari mitra dagang baru karena menganggap AS tak lagi bisa diandalkan sebagai pasar utama.

Menghadapi tarif yang diberlakukan secara luas oleh AS, banyak negara kini mengambil pendekatan ganda.

Mereka tidak hanya mencoba merundingkan pengurangan tarif dengan pemerintah Trump, tetapi juga memperluas kerja sama dengan negara lain guna mengurangi risiko jika akses ke pasar AS semakin terbatas.

0 Komentar