Meski menang, Inzaghi tetap memberi apresiasi tinggi pada lawan dan memuji penampilan dua pemain Barcelona, Yamine lama dan De Jong.
“Saya tak bisa tidak mengakui talenta besar seperti Lamine Yamal. Tapi yang paling mengesankan buat saya adalah De Jong,” ucapnya.
“Dia menguasai bola dan membaca permainan dengan sangat baik. Tapi tetap, saya tidak akan menukar pemain saya dengan siapa pun,” terangnya.
Baca Juga:Spalletti: Pujaan Berlebihan Fans AS Roma yang Buat Totti Tak Bisa Menerima Kariernya Harus BerakhirAnggap Kekalahan Barcelona Bagian dari Hidup, Flick Doakan Inter Sukses di Final Liga Champions
Inzaghi juga mengisahkan karirnya dari pemain hingga pelatih yang dianggapnya sebagi mimpi yang perlahan menjadi kenyataan.
“Dulu, mimpi saya hanya bermain di Serie A, lalu saya bermain untuk timnas bersama saudara saya. Sekarang saya melatih di final Liga Champions. Ini perjalanan luar biasa, dan saya sangat bersyukur,” akunya.
Ia juga mencatat perkembangan Inter sejak ia tiba di klub: “Saat saya datang, Inter sedang tertinggal. Sekarang kami berada di posisi atas, dan ini semua berkat kerja keras para pemain. Mereka luar biasa.”
Inzaghi mengaku tak pilih-pilih lawan karena Inter akan menghadapi pemenang antara PSG dan Arsenal di laga puncak.
“Keduanya kuat, punya pemain dan pelatih hebat. Tapi kami juga kuat. Kami harus percaya dan tetap rendah hati,” tuturnya.
“Kami selalu bermain maksimal di semua kompetisi – Serie A, Coppa Italia, Liga Champions. Kami adalah Inter, dan kami tak bisa hanya memilih salah satu,” pungkasnya.