PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Angin sore berhembus lembut di antara rindangnya pepohonan, membawa aroma asin laut yang berpadu dengan wangi tanah basah.
Dari kejauhan, suara debur ombak bersahut-sahutan dengan kicau burung yang terbang rendah di atas tambak-tambak kepiting milik warga.
Inilah Karang Tirta—permata tersembunyi di selatan Kabupaten Pangandaran yang pelan-pelan mulai bersuara kembali setelah sekian lama tenggelam dalam diam.
Perjalanan menuju Karang Tirta dimulai dari jalan utama Pangandaran.
Baca Juga:Pengurus OSIS di Pangandaran Akan Ikuti Pendidikan Bela NegaraCabang Dinas ESDM Minta Pengusaha Tambang Galian C Ilegal di Pangandaran Hentikan Penambangan
Hanya butuh waktu sekitar 15 menit—jarak tempuh 7 kilometer—untuk sampai di Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih.
Meski tersembunyi, akses ke lokasi tak lagi menjadi kendala.
Jalan yang mulus dan rimbunan pepohonan membuat perjalanan terasa seperti menyusuri lorong hijau menuju dunia yang lain—lebih tenang, lebih damai.
Menjelang lokasi, deretan warung sederhana berdiri bersahaja di sepanjang jalan.
Aroma ikan bakar, kelapa muda, dan aneka jajanan tradisional menyambut setiap tamu dengan kehangatan khas kampung pesisir.
Tidak jauh dari situ, tampak warga tengah sibuk memanjat pohon kelapa.
Mereka mengambil air nira—bahan utama untuk membuat gula kelapa—yang kemudian diolah secara tradisional di dapur-dapur kecil berasap kayu.
Namun, keajaiban sejati Karang Tirta Pangandaran terletak di lagunanya.
Air tenang membentang luas dari timur ke barat, menciptakan lanskap yang nyaris mistis, seolah waktu berjalan lebih lambat di sini.
Perahu-perahu kecil mengapung malas di permukaan, menanti penumpang yang ingin menjelajahi hamparan laguna.
Baca Juga:PHRI Klaim Gaji Pegawai Hotel dan Restoran di Pangandaran Sudah Lebih dari Cukup Bapenda Stop Penarikan Pajak dari Galian C Ilegal di Pangandaran
Di pinggir-pinggirnya, jodang-jodang—jaring besar untuk menangkap ikan—terlihat berjejer seperti lukisan hidup kehidupan nelayan.
Setiap beberapa jam, warga akan memeriksa jaring-jaring itu, berharap hasil tangkapan bisa dibawa pulang sebagai rezeki hari itu.
Sisi menarik lain dari Karang Tirta adalah keterlibatan pengunjung dalam aktivitas harian masyarakat.
Bagi yang ingin, mereka bisa ikut turun ke air, mencari kerang bersama warga, merasakan sensasi yang mungkin tak didapatkan di destinasi wisata mainstream.
Salah seorang warga, Kuswandi (36), menyebutkan, muara Karang Tirta sering menjadi tempat berkumpul warga untuk mencari kerang dan ikan secara beramai-ramai.