Fabregas Akui Antonio Conte dan Gasperini Lawan Paling Berat di Serie A

Cesc Fabregas
Cesc Fabregas Tangkapan layar Instagram@comofootball
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Pelatih Como, Cesc Fabregas, mengakui bahwa kiprahnya di Serie A Italia bukan tanpa tantangan besar.

Dalam wawancara panjang dengan Il Corriere dello Sport, mantan gelandang timnas Spanyol itu menyebut dua nama pelatih Serie A yang menurutnya menjadi lawan tersulit: Antonio Conte dan Gian Piero Gasperini.

Fabregas mengenang satu pertandingan ketika Como menghadapi Napoli asuhan Antonio Conte yang bisa melakukan pergantian formasi dalam hitungan menit.

Baca Juga:Lolos ke Final Liga Champions, Inter Milan Bisa Kantongi Rp2,21 TriliunCesc Fabregas: AS Roma dan AC Milan Menginginkan Saya

“Antonio mengubah formasi tiga hingga empat kali dalam hitungan menit hanya untuk mengganggu permainan kami dan mencoba meraih kemenangan,” ungkap Fabregas.

“Saya rasa dia tampil sangat baik, terlepas dari hasil akhirnya,” lanjutnya.

Ia mengakui bahwa setiap perubahan yang dilakukan Conte membuatnya harus segera merespons dengan penyesuaian taktik sendiri.

“Itu bukan pertandingan yang mudah, saya bisa jamin itu,” katanya.

Gasperini Buat Fabregas Putar Otak

Selain Conte, nama Gian Piero Gasperini juga masuk daftar lawan terberat versi Fabregas di Liga Italia.

“Saya diberi tahu bahwa itu pertama kalinya Gasperini bertahan dengan empat pemain belakang, sesuatu yang dia nyaris tak pernah lakukan,” ucapnya.

Gasperini, yang dikenal dengan skema tiga bek agresif di Atalanta, memaksa Fabregas harus terus-menerus menemukan solusi baru sepanjang laga.

Baca Juga:Mantan Dokter Real Madrid Curiga dengan Perban yang Dipakai Pemain Barcelona Saat Lawan Inter MilanDirektur Bologna: Lebih Baik Mengalahkan AC Milan daripada Lolos ke Liga Champions

“Ketika dia memasukkan Brescianini sebagai wingback kiri, saya langsung kesulitan. Saya benar-benar dipaksa berpikir cepat untuk mengatasi itu,” ungkapnya.

Fabregas juga menekankan pentingnya analisis dalam menghadapi pelatih-pelatih berpengalaman tersebut.

Ia menyebut bahwa dalam timnya, ada satu staf yang fokus menganalisis pemain secara individual.

“Kami membuat pemain merasa penting dan diperhatikan. Itu membuat mereka lebih percaya diri,” paparnya.

Ia kemudian menjelaskan bagimana timnya harus menonton dua hingga tiga pertandingan terakhir lawan sebelum menyusun strategi.

“Kami punya analis yang mempelajari enam pertandingan terakhir lawan. Tapi saya sendiri butuh menonton langsung beberapa pertandingan untuk merasakan pola mereka,” tambahnya.

Wenger dan Guardiola, Sumber Inspirasi Fabregas

0 Komentar