Sementara itu, pesaing Samsung, Apple, menghadapi tantangan yang lebih berat dalam jangka pendek, karena tarif pada barang-barang China yang diberlakukan oleh Trump telah meningkat menjadi 145 persen.
Apple mengimpor sekitar 80 persen iPhone yang dijual di AS dari China, dan perusahaan ini tidak memberikan tanggapan atas permintaan komentar.
Menghilangnya Daya Tarik Biaya Rendah di Vietnam
Vietnam telah menjadi tujuan populer bagi banyak perusahaan yang ingin mendiversifikasi operasi manufaktur mereka di tengah ketegangan dagang China-AS.
Baca Juga:Trump Bebaskan Tarif Impor Ponsel, Komputer, dan Elektronik Lainnya dari China, Apa Dampaknya?Tak Gentar Digugat Kylian Mbappe, PSG Siap Tempuh Jalur Hukum, Jalan Damai Juga Oke
Namun, fenomena ini juga mengarah pada sejumlah masalah seperti krisis pasokan energi dan kenaikan tarif pajak terhadap perusahaan multinasional besar.
Beberapa perusahaan mengeluhkan bahwa tidak ada kompensasi yang memadai terkait penghapusan insentif pajak yang sebelumnya diberikan.
Selain itu, peningkatan jumlah perusahaan asing yang masuk ke Vietnam semakin memperketat pasokan tenaga kerja terampil dan menyebabkan peningkatan biaya upah.
Kondisi ini dianggap serius oleh banyak perusahaan Korea Selatan yang berbasis di Vietnam.
Salah satu perwakilan perusahaan tersebut menggambarkan situasi ini sebagai masalah yang sangat serius, yang dapat berdampak pada daya tarik investasi Vietnam di masa depan.
Beberapa ekonom berpendapat bahwa kerugian yang dialami Vietnam mungkin akan menjadi keuntungan bagi negara lain, seperti India.
India, yang sedang berusaha untuk mencapai kesepakatan perdagangan cepat dengan AS, juga menjadi pesaing utama Vietnam dalam hal investasi asing.
Baca Juga:Dipercaya Real Madrid Tapi Belum Membuktikan Diri, Apa yang Terjadi dengan Camavinga?Mbappe Gugat PSG, Sengketa 55 Juta Euro Memanas ke Jalur Hukum
Kedua negara telah sepakat untuk bekerja pada fase pertama perjanjian perdagangan yang akan diselesaikan pada akhir tahun ini.
Vietnam, yang telah membuat sejumlah konsesi kepada AS, termasuk peningkatan impor, kini harus berjuang keras untuk mempertahankan posisinya sebagai tujuan investasi utama.
Meskipun beberapa perusahaan telah merencanakan untuk mengurangi staf di pabrik-pabrik Vietnam, situasi saat ini menuntut para pengusaha untuk mengambil sikap ”wait and see”.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Samsung kemungkinan akan merespons situasi ini dengan meningkatkan produksi di negara lain seperti India, meskipun tantangan besar tetap ada dalam hal perluasan rantai pasokan di India, yang saat ini hanya dapat menangani sekitar 20 persen dari total output Samsung.