Jika tarif ini terus berlaku, banyak pihak memperkirakan Apple pada akhirnya akan terpaksa menaikkan harga iPhone dan produk lainnya, mengingat sebagian besar rantai pasokan Silicon Valley masih terkonsentrasi di China, India, dan pasar luar negeri lainnya yang terkena dampak perang dagang.
Namun, Apple memiliki fleksibilitas untuk mempertahankan harga iPhone saat ini karena keuntungan besar yang didapat dari layanan dan langganan yang terkait dengan produknya.
Menurut analisis dari Forrester Research, Dipanjan Chatterjee, divisi layanan Apple yang menghasilkan $96 miliar pada tahun fiskal terakhir tetap tidak terpengaruh oleh tarif Trump.
Baca Juga:Mantan Karyawan OpenAI Dukung Gugatan Elon Musk untuk Menjaga Status Non-Profit PerusahaanPerubahan Besar PT Duta Intidaya, Menambah Bisnis Periklanan dan Produk Baru untuk Meningkatkan Pendapatan
Chatterjee menilai, Apple masih dapat menyerap kenaikan biaya yang disebabkan oleh tarif tanpa dampak finansial yang signifikan, setidaknya dalam jangka pendek.
Pada bulan Februari, Apple mencoba meredakan tekanan dari Trump dengan mengumumkan rencana investasi sebesar $500 miliar dan perekrutan 20.000 pekerja di AS hingga 2028.
Namun, tidak ada bagian dari investasi tersebut yang terkait dengan pembuatan iPhone di AS.
Sebaliknya, Apple berkomitmen untuk membiayai pusat data di Houston yang akan mendukung kecerdasan buatan, sebuah teknologi yang sedang diperluas oleh perusahaan.
Meski Trump terus mendesak Apple untuk memindahkan produksi iPhone ke AS, kenyataannya Apple masih memproduksi sebagian besar produknya di luar negeri.
Pada masa jabatan pertama Trump, tarif yang diberlakukan terhadap China juga mendorong Apple untuk memindahkan sebagian produksi iPhone ke India dan Vietnam.
Selain itu, CEO Apple, Tim Cook, pernah mengungkapkan keraguan mengenai kemampuan tenaga kerja AS dalam memenuhi keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi iPhone yang kompleks.
Baca Juga:Indika Energy Tbk Menatap Masa Depan dengan Komitmen Net Zero Emission 2050Resmi, Saham PT Fore Kopi Indonesia Tbk Akan Terdaftar di BEI, Apa Artinya Bagi Masa Depan Bisnis Kopi?
Dalam penampilannya di China pada 2017, Cook menekankan bahwa tenaga kerja AS tidak memiliki cukup keterampilan vokasional untuk menangani pekerjaan rumit yang dibutuhkan dalam produksi tersebut.
Apple juga pernah membawa Trump mengunjungi pabrik di Texas pada 2019, yang merupakan salah satu fasilitas perakitan Apple untuk beberapa model Mac.
Namun, Trump sempat mengklaim kredit atas pabrik tersebut, meskipun pabrik itu dibuka pada masa pemerintahan Barack Obama. (Sandy AW)
Sumber: AP