Lothar Matthaus: Legenda Bayern dan Inter yang Menolak Gaji 20 Kali Lipat dari Juventus

Lothar Matthaus
Lothar Matthaus Tangkapan layar Instagram@inter
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Laga Bayern Munchen vs Inter Milan di leg pertama perempat final Liga Champions, Rabu 9 April, kembali mengingatkan publik pada sosok legendaris: Lothar Matthäus.

Dari sekian banyak pemain yang pernah membela kedua klub, nama Matthäus menempati posisi istimewa.

Gelandang serba bisa ini sukses menorehkan sejarah di Bayern dan Inter dan meraih Ballon d’Or pada 1990 usai membawa Jerman Barat juara Piala Dunia, lalu dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Dunia FIFA setahun setelahnya.

Baca Juga:Zlatan Ibrahimovic: Singa Tua yang Mulai Kehilangan Taring di AC MilanMedia Italia: Marcus Thuram Bikin Lautaro Martinez Tak Setajam Musim Lalu

Menolak Gaji 20 Kali Lipat dari Juventus

Lahir di Erlangen, Bavaria, 21 Maret 1961, Matthäus tumbuh dalam didikan disiplin dan belajar desain interior serta bermain di klub lokal, FC Herzogenaurach.

Pada usia 18, ia gabung Borussia Mönchengladbach, tampil 200 kali dan mencetak 51 gol dalam lima musim yang membuatnya mendapat tawaran besar dari Juventus, yang saat itu dilatih Giovanni Trapattoni.

“Di usia 20 tahun saya bisa ke Juventus, digaji 20 kali lipat lebih besar. Tapi saya belum cukup dewasa untuk Serie A,” ujar Matthäus kepada Kicker.

Ia menolak piangangan Juve dan memilih bertahan di Jerman dan bergabung dengan Bayern Munich pada 1984.

Selama tiga musim, Matthäus berkembang menjadi gelandang komplet—kuat bertahan dan tajam menyerang dan meraih tiga gelar Bundesliga, satu Piala Jerman, dan satu Piala Super Jerman.

Bergabung ke Inter atas Rekomendasi Rummenigge

Pada 1988, Inter Milan berhasil merekrut Matthäus dengan banderol 5,6 miliar lire, dan kontrak senilai 850 juta lire per tahun.

Presiden Ernesto Pellegrini tertarik setelah mendapat rekomendasi langsung dari Karl-Heinz Rummenigge.

Baca Juga:Gianluigi Buffon: Tim Seperti Inter Bermain untuk MenangGianluigi Buffon: Tudor Membawa Energi Positif ke Juventus

“Trapattoni ingin menang, dan dia bilang, ‘Saya tahu kamu bukan Platini, tapi saya butuh kamu untuk menang,’” kenang Matthäus.

Di Inter, Matthäus bersinar. Ia membawa Nerazzurri meraih scudetto dan menjadi pemimpin lapangan sejati.

Atas sarannya, Inter juga merekrut rekan senegaranya dari Bayern, Andreas Brehme. Bersama Ramon Diaz, mereka membentuk trio asing yang mendominasi Serie A.

0 Komentar