Di bawah sentuhan Juric, Southampton hanya meraih satu kemenangan dan menderia 11 kekalahan.
Meski hasilnya buruk, Juric dikabarkan ingin tetap bersama Southampton meskipun tim terdegradasi ke Championship.
Namun, ia mulai mengeluhkan berbagai masalah struktural klub, yang membuat situasi semakin sulit.
Baca Juga:Thiago Motta Dipecat, Fabio Capello Tuding Cristiano Giuntoli Biang Kerok di JuventusSejarah Menarik Serie A: Inter Akan Juara Liga Champions Jika Juventus dan AC Milan Memecat Pelatih?
Jika dihitung secara total, Juric hanya meraih 18 poin dalam 24 pertandingan musim ini (di Serie A, Liga Europa, dan Premier League), dengan rata-rata 0,75 poin per laga, bahkan di Premier League catatanya lebih rendah dengan meraih 0,25 poin per pertandingan.
Padahal, setahun lalu ia masih dianggap sebagai pelatih berbakat. Sebelum melatih Torino, ia sukses di Verona, melahirkan pemain seperti Federico Dimarco, yang kini menjadi bek kiri utama Inter dan Timnas Italia.
Di Genoa, ia juga berjasa dalam perkembangan Giovanni Simeone, salah satu striker yang menjanjikan saat ini.
Jika melihat apa yang terjadi, sepertinya keputusan Juric untuk melatih AS Roma adalah kesalahan fatal yang menjadi titik balik dalam kariernya.
Jika proyek berikutnya, baik bersama Southampton atau klub lain, kembali gagal, reputasinya sebagai pelatih bisa hancur selamanya.