TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemerintah Kota Tasikmalaya mengkaji penyebab genangan air di berbagai titik.
Salah satunya Jalan KH Zaenal Mustafa di Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung.
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) tengah merumuskan solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasinya.
Baca Juga:First Resources Akuisisi Pengendali ANJT Senilai Rp5,4 Triliun, Saham Jagoan Lo Kheng Hong Melonjak!Ini Dia Link CCTV Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025 dari Kementerian Lembaga Terkait
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUTR Kota Tasikmalaya, Rino Isa Muharam, menyampaikan bahwa langkah awal yang dilakukan adalah normalisasi sedimentasi di beberapa daerah irigasi.
“Kami sudah melakukan kajian dengan bidang terkait, ada bidang jalan, dan kami sepakat bahwa perlu ada rekomendasi ke depannya. Program jangka pendeknya adalah normalisasi sedimentasi di daerah irigasi Cilutut, Cibaregbeg, dan Cibadodon, serta normalisasi drainase di Jalan KH Zaenal Mustafa,” ujar Rino, Senin 18 Maret 2025.
Untuk jangka panjang, pihaknya tengah merencanakan pembangunan drainase di seberang Plaza Asia.
Pembangunan direncanakan dari depan pusat perbelanjaan hingga Ruang Ide, dengan panjang sekitar 250 meter.
“Drainase ini belum terkoneksi, sehingga air tidak mengalir lancar dan menumpuk di depan AP (Asia Plaza, red). Nantinya, air akan terbagi dengan drainase baru ini,” tambahnya.
Selain itu, pembangunan drainase dari depan BPRKS hingga pembuangan Cilutut juga menjadi prioritas. Panjangnya sekitar 250 meter.
Rino menekankan pentingnya penertiban utilitas drainase agar aliran air tidak terhambat.
Baca Juga:Punya Banyak Aset Tanah di Tasikmalaya, Eks Dirut Pertamina Nicke Widyawati Miliki Total Harta Kekayaan SeginiMau Jemur Baju Takut Hujan? Ini Dia Prediksi Cuaca Kota Tasikmalaya Hari Ini Kamis 13 Maret 2025 Menurut BMKG
Terutama ketika musim hujan seperti sekarang. Namun untuk melaksanakannya ada beberapa kendala.
“Beberapa kendala yang kami temukan adalah adanya kabel dari provider dan pipa PDAM yang menghambat laju air di beberapa titik. Seperti di depan Sinarmas dan AP. Ini akan segera ditangani untuk memperlancar aliran air,” jelasnya.
Rino juga mengungkapkan bahwa berdasarkan penelusuran yang dilakukan pada 13 Maret, salah satu penyebab utama genangan air adalah durasi hujan yang lebih lama dengan curah hujan di atas rata-rata.
“Curah hujan normalnya 70 mm, kemarin mencapai 100 mm, sehingga dianggap darurat. Ini fenomena alam yang tidak bisa dihindari, tapi kami tetap berupaya mengatasinya dengan melancarkan sumbatan di inlet drainase yang tersumbat sampah,” terangnya.