Nakata Mengaku Bukan Penggemar Berat Sepak Bola: Saya Bahkan Tidak Tahu Setengah Nama Tim Serie A

Hidetoshi Nakata
Hidetoshi Nakata Tangkapan layar Instagram@hidetoshi_nakata
0 Komentar

Meskipun demikian, Nakata mengakui tetap dikenang oleh para penggemar Roma yang dibantunya memenangkan scudetto terakhir mereka.

“Setiap kali saya kembali ke Roma, para penggemar masih mendatangi saya dan berkata: ‘Terima kasih, Nakata’,” ungkapnya.

Berbicara tentang gaya bermain idealnya, Nakata mengungkapkan bahwa ia lebih menyukai permainan yang elegan seperti Zidane dibandingkan kekuatan atau kecepatan.

Baca Juga:Tammy Abraham: Pemain Cadangan yang Lebih Bersinar Dibandingkan Striker Utama AC MilanAC Milan Tolak Keinginan AS Roma untuk Barter Saelemaekers dengan Tammy Abaraham

“Saya menyukai permainan yang indah, keanggunan dalam sepak bola, seperti Zidane. Bukan sekadar kecepatan atau kekuatan, tetapi operan yang indah, permainan yang mengalir, meskipun tidak selalu menghasilkan gol,” paparnya.

“Saya juga seperti itu dalam kehidupan nyata, bukan hanya dalam sepak bola. Saya menyukai hal-hal yang elegan dan indah, seperti pakaian, arsitektur, desain, dan pemandangan yang menawan,” sambungnya.

Terakhir, Nakata menjelaskan mengapa dirinya memilih untuk pensiun di usia yang masih tergolong muda sempat mengejutkan banyak orang.

“Ketika saya pensiun di usia 29 tahun, banyak orang bertanya: ‘Kenapa kamu tidak tetap bermain?’ atau ‘Kenapa tidak menjadi pelatih?’. Tetapi saya tidak memilih sesuatu hanya karena saya bisa. Saya hanya melakukan apa yang benar-benar saya sukai,” tuturnya.

“Jika saya menyukai mode, saya akan menekuninya. Jika saya tertarik pada budaya lain, saya akan mempelajarinya. Jika saya menyukai sake, saya akan membuat sake,” pungkasnya.

Walaupun dianggap sebagai David Beckhamnya Asia, keputusan tersebut menunjukkan bahwa bagi Nakata, sepak bola bukan tujuan akhir hidupnya.

0 Komentar