Di sisi lain, keberlanjutan industri anyaman mendong juga bergantung terhadap ketersediaan bahan baku dan regenerasi tenaga pengrajin. PT Mendong Java Woven menjalin kemitraan erat dengan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Saluyu, yang memiliki anggota aktif serta berperan dalam menyediakan bahan baku mendong berkualitas tinggi. Dalam hal ini, Bank Indonesia Tasikmalaya memberikan bantuan berupa 15 unit Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Mendong kepada KUBE Saluyu untuk meningkatkan kapasitas produksi.
“Melalui kolaborasi antara PT Mendong Java Moven dan Bank Indonesia, pengrajin 1okal mendapatkan pelatihan keterampilan dan kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka,” katanya.
Tidak hanya itu, upaya pelestarian lingkungan pun menjadi perhatian utama dengan mendorong budidaya bahan baku alam seperti mendong, pandan serta eceng gondok, sehingga pasokan tetap tenaga dan industri dapat berkembang secara berkelanjutan.
Baca Juga:55 Tahun Sharp, Inovasi Tanpa Henti yang Membawa Kenyamanan bagi Keluarga IndonesiaIndosat Dorong Transformasi Digital, Kedaulatan AI untuk Memberdayakan Indonesia
Keberhasilan PT Mendong Java Woven dalam menembus pasar ekspor menunjukkan bahwa produk berbasis budaya lokal mempunyai daya saing tinggi jika dikembangkan dengan inovasi dan strategi pemasaran yang tepat, serta dukungan dari berbagai pihak.
Pelepasan ekspor ke Amerika Serikat dan Jerman ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi untuk perusahaan, tetapi juga untuk ekosistem UMKM Kota Tasikmalaya secara keseluruhan.
“Ke depan, diharapkan semakin banyak pelaku usaha kreatif lokal yang menembus pasar ekspor, membawa Tasikmalaya dan Indonesia semakin dikenal di pasar global,” pungkasnya. (rls)