MANCHESTER, RADARTASIK.ID – Fabio Capello, salah satu pelatih legendaris di dunia sepak bola, mengakui bahwa Barcelona asuhan Pep Guardiola merupakan salah satu dari tiga revolusi sepak bola yang ia saksikan dalam hidupnya.
Namun, meskipun memberikan pujian atas prestasi Guardiola, Capello juga tidak ragu untuk mengkritik gaya kepelatihan mantan pelatih Barcelona tersebut.
Menurut Capello, Guardiola memiliki sifat yang tidak disukai, yakni kesombongan, yang pada akhirnya merugikan kariernya dan menyebabkan kegagalan dalam beberapa kesempatan besar, termasuk di kompetisi Liga Champions.
Baca Juga:Legenda Juventus Putus Asa Melihat Kehancuran Nyonya Tua, Ini Belum Pernah Terjadi SebelumnyaMedia Italia Sebut Manchester United Ancang-Ancang Salip Juventus untuk Dapatkan Bintang Atalanta
Capello menyatakan bahwa ia sangat menghargai Guardiola sebagai pelatih, mengakui bahwa sang pelatih telah menciptakan hal-hal luar biasa dalam dunia sepak bola.
Namun, Capello juga menjelaskan bahwa dirinya telah menyaksikan tiga revolusi dalam sepak bola, yang semuanya terjadi sekitar satu kali setiap dua dekade: Ajax era Johan Cruyff, Milan di bawah Arrigo Sacchi, dan Barcelona yang dilatih oleh Guardiola.
Capello bahkan tidak keberatan untuk mengakui peran besar Barcelona di bawah Guardiola sebagai bagian dari revolusi tersebut.
Namun, meskipun mengakui prestasi Guardiola, Capello tidak segan untuk mengkritik beberapa aspek gaya kepelatihan Guardiola yang ia anggap merusak sepak bola.
Salah satunya adalah keinginan Guardiola untuk selalu menjadi tokoh utama dalam setiap pertandingan.
Capello mengungkapkan bahwa dirinya pertama kali bertemu Guardiola ketika Guardiola masih bermain di AS Roma pada akhir kariernya.
Pada saat itu, mereka pernah terlibat dalam perdebatan yang menurut Capello berakhir dengan sikap tegas terhadap Guardiola.
Baca Juga:Lowongan Pekerjaan Meningkat, Tapi Ancaman Perlambatan Ekonomi MenghantuiDeepSeek Mengubah Cara Investor Ritel China Berdagang Saham
Capello menceritakan sebuah kejadian di mana Guardiola mencoba memberi saran tentang bagaimana Capello harus melatih timnya.
Namun, Capello tidak setuju dan memberi respons yang cukup keras dengan mengatakan, ”Mulailah berlari, baru setelah itu kamu bisa berbicara.”
Capello menjelaskan bahwa saat itu Guardiola hanya berjalan-jalan di lapangan, sementara ada pemain lain yang lebih pantas bermain.
”Perdebatan pun berakhir di situ,” ungkap pelatih legendaris yang pernah membawa AS Roma meraih Juara Serie A (2000/2001) dan Piala Super Italia (2001) ini dalam wawancara dengan media Spanyol, El Mundo, seperti dikutip Football Italia.