TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Para pengendara di Jalan Lingkar Utara (Lingtar) harus mau berbagi ruang dengan para pedagang. Pasalnya jalur tersebut sebagian disulap menjadi area perdagangan dan parkir.
Bulan Ramadan selalu memunculkan suasana baru di masyarakat, khususnya di Kota Tasikmalaya. Di mana bulan puasa selalu membangkitkan jiwa-jiwa dagang para pedagang musiman.
Salah satunya yakni fenomena peralihan fungsi jalan menjadi lapak usaha. Seperti yang terjadi di Jalan Lingkar Utara di mana jalur sepanjang kurang lebih 1,3km itu jadi lapak pedagang mengais rezeki.
Baca Juga:Bisa Jadi Racun! Air Hujan Berbusa di Kota Tasikmalaya Jangan Dianggap SepeleKasus Pertamax Oplosan Korupsi Pertamina Tidak Berdampak? SPBU di Tasikmalaya Sebut Penjualan Tetap Stabil
Hal ini relatif jadi jalur dengan pedagang takjil terpanjang di Kota Tasikmalaya. Pantauan Radar, lapak pedagang di pinggir jalan sudah ada mulai dari simpang Bebedahan sampai jembatan Ciloseh dengan jarak 1,3 km.
Khusus di area jembatan Ciloseh, satu ruas jalan ditutup water barrier Dinas Perhubungan (Dishub) khusus untuk lapak pedagang. Sehingga Satu lajur yang tadinya untuk lalu lintas dua arah, dipaksakan menjadi satu arah.
Bagi sebagian orang hal itu bukan masalah, khususnya para pedagang termasuk pengunjung yang datang untuk membeli jajanan takjil. Seperti halnya Neni yang menilai hal wajar jalan ditutup ketika bulan Ramadan untuk sarana berjualan. “Ya kan hanya sebulan saja, tidak selamanya jadi yang puasa ada tempat ngabuburit juga,” ungkapnya.
Terlebih, kata dia, penutupan jalan ini pun didukung oleh pemerintah untuk menghidupkan ekonomi warga. Karena bulan Ramadan ini merupakan peluang untuk mengais rezeki juga. “Itu kan ditutupnya juga kan pakai alat dari Dishub, artinya pemerintah juga mendukung,” terangnya.
Beda halnya dengan pengendara yang melintas tanpa kepentingan ngabuburit atau jajan takjil. Seperti halnya Wawan Kurniawan (46) yang menilai pemerintah selalu kalah oleh PKL, terlebih di bulan Ramadan. “Memangnya pemerintah berani tegas menertibkan?, kan kerjanya lebih banyak pencitraan,” singgungnya.
Padahal, dampak kepadatan lalu lintas yang ditimbulkan menurutnya sangat menjadi kendala. Pasalnya lalu lintas yang biasanya lancar menjadi padat karena harus berbagi jalur dengan pedagang. “Meskipun dampaknya hanya macet, tetap saja karena pemerintah yang tidak berani tegas menjaga ketertiban,” pungkasnya.(rangga jatnika)