Aktivitas Peleburan Emas di Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis Disoal, Diduga Sebabkan Keluhan Kesehatan Warga

Peleburan Emas di Cihaurbeuti
TEMPAT. Lokasi pengolahan peleburan barang elektronik yang diambil emasnya di Dusun Jengkolpandak, RT 03/RW 10 Desa Cihaurbeuti Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Selasa (11/2/2025). (Fatkhur Rizqi/Radar Tasikmalaya) 
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Aktivitas peleburan emas dari barang elektronik di Dusun Jengkolpandak, Desa Cihaurbeuti, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, menjadi perhatian warga setempat.

Kegiatan tersebut diduga menyebabkan keluhan kesehatan seperti sesak napas, mual, dan pusing. Namun, laporan warga yang sudah beberapa kali diajukan ke pihak RT/RW setempat disebut belum mendapatkan tindak lanjut yang jelas.

Ketua RT 03 Dusun Jengkolpandak, Bubun Sahbun, mengungkapkan bahwa dirinya telah mengetahui aktivitas peleburan barang elektronik untuk diambil emas di wilayahnya selama satu tahun terakhir.

Baca Juga:Portsmouth vs Cardiff City di Championship: Pertarungan Sengit untuk Bertahan di ChampionshipPrediksi Watford vs Leeds United di Championship: Leeds Bertekad Perpanjang Tren Positif

“Kalau misalnya keberadaan peleburan barang elektronik untuk diambil emasnya menghambat aktivitas warga, saya kan di sini RT pasti ada laporan. Akan tetapi tidak ada laporan yang saya terima,” katanya kepada wartawan, Selasa (11/2/2025).

Bubun menambahkan bahwa aktivitas tersebut kemungkinan kecil menyebabkan sesak napas atau mual seperti yang dikeluhkan sebagian warga.

“Karena tidak ada limbah cair, paling ada sedikit asap, karena baunya lewat udara ke arah kebun. Sehingga permukiman warga sekitarnya tidak terdampak,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya, permukiman warga tidak terkena dampak secara langsung. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa aktivitas peleburan tidak berlangsung setiap hari.

Proses peleburan hanya dilakukan sewaktu-waktu ketika barang elektronik seperti laptop atau ponsel tersedia untuk dilebur.

“Paling melakukan peleburan mesin laptop atau handphone yang diambil emasnya tidak setiap hari. Karena menunggu barangnya tersedia baru mengerjakan,” katanya.

Sementara itu, pemilik tempat peleburan, Maman Karyana atau yang akrab disapa Yana, mengakui bahwa kegiatan tersebut memang sudah diketahui oleh pihak RT setempat.

Baca Juga:Prediksi Manchester City vs Real Madrid di Liga Champions: Sama-Sama Belum Menunjukkan Performa TerbaikPrediksi Derby Country vs Oxford United di Championship: Berpotensi ke Zona Degradasi Jika Kalah dari Derby

“Saya tidak tiap hari melakukan peleburan barang elektronik untuk diambil emasnya. Paling dalam tiga bulan mengumpulkan barang elektronik, pengerjaan dua hari dan ketika sudah dalam bentuk cair langsung dimasukkan ke dirigen air,” ujarnya.

Yana juga menyangkal jika aktivitasnya menyebabkan gangguan berlebihan bagi warga sekitar. Menurutnya, lokasi peleburan berada di area kebun yang jauh dari pemukiman. Oleh karena itu, ia merasa bahwa keluhan seperti mual dan pusing yang dikaitkan dengan aktivitasnya tidak beralasan. (riz)

0 Komentar