TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pembangunan drop zone di area Pedestrian Cihideung, yang sedang dipersiapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Kota Tasikmalaya, mendapatkan respons dari berbagai pihak.
Pasalnya, kebutuhan fasilitas tersebut dianggap hanya mengakomodasi kepentingan sebagian pihak saja.
Anggota DPRD Kota Tasikmalaya dari Fraksi PDIP, H. Denny Romdony, menilai bahwa kehadiran pedestrian tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan individu atau kelompok tertentu.
Baca Juga:Menteri Keuangan Sri Mulyani Pastikan THR dan Gaji ke-13 Tetap CairFenomena Munculnya Raja- Raja Kecil di Masa Transisi Pemerintah Kota Tasikmalaya!
Menurutnya, pedestrian harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan ruang publik yang berkelanjutan, aman, dan nyaman bagi masyarakat.
“Penyusunan Detail Engineering Design (DED) untuk memenuhi kebutuhan drop zone merupakan bagian kecil dari keseluruhan perencanaan. DED yang disusun harus mengacu pada master plan yang telah dirancang sebelumnya. Sehingga DED yang akan direncanakan setidaknya dapat menggambarkan kebutuhan ruang seperti area parkir, lokasi PKL, dan kebutuhan mendesak lainnya,” ujarnya pada Jumat 7 Februari 2025.
Denny menambahkan bahwa kebutuhan bukan hanya berupa tempat bongkar muat untuk swalayan atau toko di area tersebut, namun juga harus sejalan dengan tujuan penataan kawasan pusat kota yang tertuang dalam perencanaan awal.
“Setidaknya ada empat institusi yang berperan dalam mengelola kawasan pedestrian ini secara terintegrasi. Penyusunan DED harus dapat mengakomodasi rancangan yang melibatkan Dinas PUTR, Dinas KUMKMperindag, Dishub, dan Disporabudpar. Area ini juga memiliki potensi sebagai destinasi wisata, selain memenuhi kebutuhan lainnya yang dapat melibatkan kemitraan antar pemerintah atau swasta,” jelas politisi senior tersebut.
Mengenai penggantian batu andesit di depan Masjid Agung dengan perkerasan hotmix, Denny menilai hal itu akan menambah biaya dan terkesan sebagai pemborosan.
Ia berpendapat bahwa seharusnya konsep penggunaan batu andesit dipertahankan, namun dengan penguatan struktur yang lebih baik.
“Selama ini, sejak dibangunnya kawasan jalur pedestrian Cihideung dan penataan di depan Masjid Agung, dengan tambahan aksesoris untuk memperkuat daya tarik estetika, pemeliharaan kawasan tersebut kurang mendapatkan perhatian. Akibatnya, daya tariknya semakin berkurang karena rusak dan lusuh,” tambahnya.
Baca Juga:Walhi Jabar Rekomendasikan TPA Ciangir Kota Tasikmalaya DipindahBiar Beli Gas LPG 3 Kilo Gak Pusing, Gunakan Link Pencarian Pangkalan Gas LPG Terdekat Ini
Denny juga menekankan pentingnya keseriusan dan konsistensi dari pemerintah dalam mengembangkan ruang publik dan mengelola dampak yang ditimbulkan.