TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Menjelang pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya terpilih periode 2024-2029 Viman Alfarizi-Diky Chandra, mulai muncul isu adanya raja-raja kecil di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya.
Raja-raja kecil ini dalam konteks birokrasi merujuk pada individu atau pejabat yang memiliki kekuasaan dan pengaruh yang signifikan dalam suatu organisasi atau lembaga pemerintahan, tetapi tidak secara resmi memegang jabatan tertinggi.
Mereka biasanya memiliki kekuasaan karena pengalaman dan pengetahuan yang luas dalam bidang tertentu. Jaringan dan koneksi yang kuat dalam organisasi atau lembaga pemerintahan.
Baca Juga:Walhi Jabar Rekomendasikan TPA Ciangir Kota Tasikmalaya DipindahBiar Beli Gas LPG 3 Kilo Gak Pusing, Gunakan Link Pencarian Pangkalan Gas LPG Terdekat Ini
Raja-raja kecil ini dapat memiliki pengaruh yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan, penetapan kebijakan, pengalokasian sumber daya dan pengembangan karir pegawai.
Sehingga dalam konteks birokrasi, raja-raja kecil dapat menjadi fenomena yang kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam organisasi.
Informasi yang diserap Radar, fenomena raja-raja kecil ini terjadi di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya. Raja-raja kecil ini memanfaatkan momentum peralihan kekuasaan atau masa transisi ini dengan cara-cara yang diduga tidak fair dan objektif.
Salah satunya menutup akses informasi dan kebutuhan para pihak ketiga atau pemborong yang ingin meminta pengajuan bantuan atau usulan.
Seperti diutarakan salah seorang pemborong yang memohon namanya tidak disebutkan. Menurutnya, dirinya ingin membantu membangun Kota Tasikmalaya lewat jejaring dan koneksi yang dimilikinya. Akan tetapi hanya untuk sekadar meminta usulan saja dipersulit dengan alasan bukan sebagai tim sukses.
“Tentu kami menghargai perbedaan pilihan di Pilkada, namun jangan sampai kebijakan ketika menjadi kepala daerah hanya berpihak ke tim sukses saja,” ujarnya kepada Radar, Rabu 5 Januari 2025.
Hal ini, dia rasakan saat meminta pengajuan usulan bantuan kepada salah satu kepala bidang (kabid) di Dinas Pendidikan. Tetapi dirinya malah ditolak dengan alasan bukan bagian dari timses.
Baca Juga:Gubernur Jawa Barat Terpilih Dedi Mulyadi Tawarkan Dua Opsi untuk Selesaikan Permasalahan Penahanan IjazahPemeran Dong Shancai di Film Meteor Garden Barbie Hsu Meninggal karena Pneumonia
“Memang saya tidak ikutan berpolitik, saya hanya sebagai rakyat biasa dan pengusaha. Kenapa harus ditarik-tarik kepada politik. Pekerjaan saya itu profesional, yang ujungnya kepada hasil dari pekerjaan itu sendiri,” ungkapnya sambil menepak jidatnya.