Pegawai Jadi Tumbal Manajemen yang Buruk, RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya Menyicil Masalah

Pegawai rsud dr soekardjo, pemkot tasikmalaya, komisi i dprd
Beberapa pegawai melihat papan pengumuman daftar pegawai yang kontrak kerjanya berlanjut di tahun 2025, beberapa waktu lalu.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Diberentikannya puluhan pegawai RSUD dr Soekardjo merupakan efek dari keuangan rumah sakit yang tidak sehat. Hal itu menunjukan adanya masalah dalam manajemen pengelolaan para pejabat rumah sakit.

Saat ini, secara status sekitar 56 pegawai RSUD sudah tidak lagi bekerja di rumah sakit milik Pemkot Tasikmalaya itu. Kontrak mereka sudah habis di 31 Desember 2024 dan tidak lagi diperpanjang.

Budayawan Tasikmalaya Tatang Pahat mengatakan bahwa para pegawai tersebut merupakan tumbal dari tidak becusnya manajemen dalam mengelola rumah sakit. Pasalnya, kondisi keuangan rumah sakit tentunya tidak lepas dari pengelolaan. “Kan kalau pekerja di bawah hanya melaksanakan tugas, mereka tidak punya kewenangan urusan keuangan,” ucapnya.

Baca Juga:Lima Pemuda Mabuk Diciduk Polisi Usai Keroyok Kader Banser GP Ansor TasikmalayaAyah dan Anak Rusak Jari Akibat Kembang Api Malam Tahun Baru 2025 di Tasikmalaya

Ketika pengelolaan rumah sakit berjalan dengan baik, menurutnya keuangannya pun tidak akan bermasalah. Apalagi rumah sakit milik pemerintah yang notabene di-backup oleh APBD bahkan APBN. “Jadi bisa defisit itu karena pengelolaannya yang bermasalah,” terangnya.

Di samping itu, Direktur RSUD dr Soekardjo dr Budi Tirmadi menyebutkan kelebihan pegawai mencapai 200 orang. Artinya masih ada sekitar 140-an pegawai lagi yang akan diberhentikan atau tidak dilanjutkan kontrak kerjanya. “Kan ini akan jadi masalah baru, kenapa tidak tanggung sekalian 200 yang diberhentikan,” ucapnya.

Hal ini mengindikasikan pihak rumah sakit menyicil masalah yang bisa menjadi bom waktu. Karena polemik serupa tentunya sangat bisa terjadi ketika pemberhentian kembali dilakukan. “Sekarang kan jadi riak, nanti selanjutnya riak lagi,” terangnya.

Dalam situasi tersebut, Tatang menilai akan terjadi gesekan antara pegawai yang bersaing tidak sehat. Karena mereka tidak ingin menjadi salah satu pegawai yang diberhentikan selanjutnya. “Jadinya tidak akan fokus bekerja, tapi sibuk mencari backup yang bisa menjamin kelangsungan pekerjaan mereka,” tuturnya.

Meskipun tidak ada penjelasan resmi, Tatang mengatakan sudah menjadi rahasia umum pegawai RSUD cukup banyak titipan pejabat. Artinya persaingan pegawai bisa merembet pada gesekan antar pejabat di luar rumah sakit. “Ini bisa jadi semakin melebar masalahnya,” imbuhnya.

0 Komentar