TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Petugas Puskesmas Sangkali melakukan pengambilan sampel air dari sumur dan sungai warga yang terdampak pencemaran. Bukan pertama kali, petugas itu juga menuturkan pengecekan dilakukan setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan adanya kandungan bakteri Escherichia coli (E.Coli) dan zat kimia seperti nitrat. Hal ini diungkapkan oleh Eko Wahyu Saputro, SKM, pengelola program kesehatan lingkungan di Puskesmas Sangkali.
“Untuk pengambilan sampel, kami sudah pernah melaksanakan di sumber air warga dan balong ikan masyarakat. Masyarakat mengeluhkan saat mandi menyebabkan gatal-gatal. Selain itu, banyak ikan di balong warga yang mati,” ujar Eko usai mengambil sampel air, Senin 16 Desember 2024.
Baca Juga:WOW! Penjualan Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Sudah Mencapai 1 JutaKoperasi SB Sekarat, Uang Rp 90 Juta Tak Tahu Kemana
Dari hasil uji sampel, Eko menjelaskan bahwa bakteri Ecoli positif ditemukan.
“Bakteri Ecoli tinja itu negatif, tetapi Ecoli form itu positif. Dari hasil kimia, juga terdapat nitrat atau nitrit. Jadi, ada zat kimia positif di air warga,” tambahnya.
Dia menjelaskan bahwa kehadiran bakteri Ecoli form menunjukkan pencemaran organik yang dapat memengaruhi kualitas dan keamanan air.
Sedang Nitrat dapat menyebabkan masalah kualitas air yang signifikan, seperti polusi air, kematian ikan, dan perubahan jenis tanaman dan hewan yang hidup di sungai.
Nitrat ini diketahui dapat masuk ke dalam air dari berbagai sumber, seperti limbah hewan dari peternakan, penggunaan pupuk yang berlebihan, rembesan limbah manusia dari sistem septik pribadi, dan pelindian TPA.
Eko menjelaskan bahwa masyarakat di wilayah Puskesmas Sangkali tidak mengambil air langsung dari sungai yang tercemar limbah TPA Ciangir.
Sebagian warga mengendapkan air sebelum digunakan atau menambahkan kaporit untuk pengolahan air. Namun, pencemaran lebih terasa dampaknya pada musim kemarau.
Baca Juga:Anggota DPRD Kota Tasik Ini Sebut Kebijakan Kenaikan Gaji Guru Dinilai Masih Kurang Fair!7 Aplikasi Berbasis AI yang Cocok untuk Edit Video dengan Cepat dan Mudah
“Keluhan masyarakat agak berkurang di musim hujan. Tetapi saat musim kemarau, masalah lebih banyak terjadi, terutama di balong ikan dan sumber air bersih yang tercemar. Aliran sungai dan balong warga menjadi yang paling terdampak. Sedangkan sumur warga tidak tercemar,” jelas Eko.
Sejauh ini, lanjutnya, telah ada dua kali pengaduan dari masyarakat terkait pencemaran tersebut. Terakhir kali pengaduan dimediasi oleh anggota dewan dan Dinas Lingkungan Hidup.