Bukan Penurunan Fungsi, 9 Kolam IPAL TPA Ciangir Memang Tak Berfungsi Sama Sekali

kolam IPAL TPA Ciangir Kota Tasikmalaya
Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya bersama Dinas Lingkunga Hidup meninjau kondisi kolam IPAL TPA Ciangir pada Senin 16 Desember 2024. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Setelah sekian lama dikeluhkan, lokasi pencemaran di sekitar TPA Ciangir Kelurahan Tamansari akhirnya didatangi wakil rakyat.

Namun, rencana semula mereka mau datang bersama dinas-dinas terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup, DPUTR dan Dinas Kesehatan, batal.

Hanya Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup, Ukim Somantri, dan Kepala UPTD TPA Ciangir, Deni Indra, saja yang tampak hadir mendampingi Ketua Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya, Anang Sapaat, mengunjungi instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di TPA Ciangir, Senin 16 Desember 2024.

Baca Juga:WOW! Penjualan Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Sudah Mencapai 1 JutaKoperasi SB Sekarat, Uang Rp 90 Juta Tak Tahu Kemana

Tidak diketahui alasan mereka tidak hadir pada kegiatan inspeksi tersebut. Namun dari informasi yang dihimpun Radar, Dinas Kesehatan merasa telah terwakili oleh pihak puskesmas setempat yang datang untuk mengambil sampel air. Sementara Dinas PUTR tidak diketahui.

Usai meninjau kondisi IPAL TPA Ciangir, Anang menyebut bahwa dari pemantauanya kesembilan kolam IPAL itu bukan lagi mengalami penurunan fungsi, tapi tak berfungsi sama sekali.

“Setelah melihat langsung, inspeksi ke lapangan, bahwa memang benar banyak hal dari serapan air limbah sampah itu terlihat hitam dan sudah sembilan kolam diserap pun tetap masih hitam. Dikarenakan saat ini saya lihat tidak ada mesin untuk penyaring. Jadi semua mesin penyaring tidak aktif seluruhnya,” kata Anang yang menyatakan baru pertama kali menyambangi kolam IPAL tersebut.

Kondisi air yang berada pada kolam pertama hingga kolam ke sembilan, berwarna hitam pekat dan tercium bau zat kimia. Di sekitaran hamparan kolam itu, terdapat belatung-belatung yang masih tampak hidup.

Tidak ada sistem filtrasi atau penyaringan yang beroperasi di kolam lecheat tersebut. Sehingga kata Anang, dari proses kolam awal hingga akhir warna air limbah tidak berubah. Begitupun yang jatuh ke sungai. Sebab jarak antaran kolam IPAL dengan aliran sungai begitu dekat alias berdampingan.

“(IPAL) tidak berfungsi semuanya. Makannya dari kolam 1 sampai 9 tidak berubah. Makannya harus cepat ini diatasi karena takut menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan terhadap masyarakat. Malah ada yang keluar dari serapan air sampah itu tidak masuk ke saluran itu,” terangnya.

0 Komentar