Aktivis lingkungan di Tasikmalaya juga turut angkat bicara. Mereka menilai bahwa ketidaktahuan Asep terhadap isu lingkungan yang terjadi adalah cerminan dari lemahnya komunikasi antara pucuk pimpinan dengan bawahan.
“Kalau DLH tidak melapor, seharusnya wali kota bertanya. Jangan hanya menunggu laporan formal, tapi harus terjun langsung untuk mengetahui realitas di lapangan,” ujar aktivis HMI Cabang Tasikmalaya, Erick Rozabi.
Selain pencemaran lingkungan, berbagai persoalan lain yang dihadapi warga Tamansari juga memerlukan perhatian serius. Warga berharap, alih-alih sibuk dalam kegiatan seremonial, Asep Sukmana segera berfokus pada upaya menyelesaikan masalah-masalah mendesak yang berdampak pada kualitas hidup masyarakat.
Baca Juga:Koperasi SB Sekarat, Uang Rp 90 Juta Tak Tahu KemanaAnggota DPRD Kota Tasik Ini Sebut Kebijakan Kenaikan Gaji Guru Dinilai Masih Kurang Fair!
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Pj Wali Kota Tasikmalaya, Asep Sukmana, terkait kritik yang disampaikan warga maupun aktivis.
Warga berharap ke depan, penjabat wali kota lebih bijak dalam menentukan prioritas dan tidak melupakan tanggung jawab utamanya sebagai pemimpin.
Seperti diketahui, sudah nyaris dua bulan kasus pencemaran lingkungan di sekitar TPA Ciangir bergulir. Khususnya di Kampung Sinargalih Kelurahan Tamansari.
Pencemaran air akibat limbah sampah dari TPA Ciangir dan pabrik daur ulang plastic itu juga mengalir ke Mugarsari. Bahkan sampai Kabupaten Tasikmalaya di Manonjaya. (Ayu Sabrina)