Ketua Komunitas Tour Leader Tasikmalaya Ungkap Penyebab Pariwisata Domestik Sulit Berkembang

Barirosdi Amrulloh, ketua komunitas tour leader tasikmalaya
Barirosdi Amrulloh, Ketua Komunitas Tour Leader Tasikmalaya
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ketua Komunitas Tour Leader Tasikmalaya, Barirosdi Amrulloh, mengungkapkan bahwa sektor pariwisata memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun, meski berkontribusi besar pada devisa negara, ia menilai pengelolaan pariwisata di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan yang menghambat dampak positifnya terhadap masyarakat.

“Pariwisata merupakan sektor dengan potensi besar untuk menciptakan kesejahteraan, tetapi sering kali hanya dianggap sebagai sumber pendapatan dan penciptaan lapangan kerja semata. Padahal, pariwisata yang ideal adalah yang mendorong masyarakat untuk memahami dan membudayakan pariwisata dalam kehidupan mereka,” kata Barirosdi, Minggu 15 Desember 2024.

Baca Juga:Koperasi SB Sekarat, Uang Rp 90 Juta Tak Tahu KemanaAnggota DPRD Kota Tasik Ini Sebut Kebijakan Kenaikan Gaji Guru Dinilai Masih Kurang Fair!

Dia mencontoh negara-negara maju seperti Dubai, Turki, dan Singapura yang berhasil menjadikan pariwisata sebagai fondasi perekonomian.

Menurutnya, mereka memanfaatkan sektor ini secara strategis, sehingga mampu menarik perhatian dunia dan mendukung kesejahteraan masyarakatnya.

Namun, ia mencatat bahwa di Indonesia, perkembangan pariwisata masih jauh dari optimal, meski telah menjadi fokus sejak tahun 1959.

Bahkan, Bali dan Yogyakarta sebagai daerah yang diakui maju dalam pariwisata membutuhkan komitmen kuat dari masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha untuk mencapai posisi tersebut.

“Banyak daerah yang masih tertinggal karena pengelolaan pariwisata yang tidak terarah. Pemerintah sering kali terjebak pada pembangunan infrastruktur instan yang tidak berkelanjutan, tanpa melibatkan masyarakat secara aktif,” ujarnya.

Barirosdi menegaskan bahwa kunci keberhasilan pengembangan pariwisata terletak pada keterlibatan masyarakat lokal sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan.

Ia percaya, masyarakat tidak boleh hanya dijadikan objek pembangunan, tetapi harus dilibatkan secara langsung dalam pengambilan keputusan dan pembagian manfaat.

Baca Juga:7 Aplikasi Berbasis AI yang Cocok untuk Edit Video dengan Cepat dan MudahUBK Tasikmalaya Edukasi Remaja tentang Pencegahan Kanker Serviks

“Pengembangan pariwisata bukanlah megaproyek, melainkan strategi yang membutuhkan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan para ahli. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, hasil nyata dari pengembangan pariwisata baru bisa dirasakan dalam waktu 10 tahun,” jelasnya.

Ia juga menyoroti bahwa sektor pariwisata memerlukan proses panjang yang melibatkan perencanaan matang dan pengelolaan yang konsisten.

Menurutnya, dengan komitmen yang kuat, tantangan seperti kesenjangan pembangunan antar daerah dapat diatasi.

Alumni Aktivis PMII ini menyebut Bali dan Yogyakarta sebagai contoh daerah yang sukses dalam pengelolaan pariwisata. Keberhasilan tersebut, katanya, tidak lepas dari sinergi antara pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, dan organisasi non-pemerintah (NGO) dalam mengelola potensi pariwisata mereka.

0 Komentar