Anak Jadi Pelaku Kejahatan di Tasikmalaya, Psikolog: Kurang Perhatian!

tersangka, pembunuhan
Psikolog - Rikha Surtika Dewi SPsi MPsi
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tindak kejahatan di jalanan yang melibatkan pelaku sudah beberapa kali terjadi di Kota Tasikmalaya. Dari kacamata psikologi, hal itu diindikasi dampak dari kurang perhatian.

Munculnya fenomena kejahatan jalanan yang melibatkan anak tidak bisa dianggap wajar. Namun perilaku tersebut tidak begitu saja muncul dan membentuk kepribadian anak.

Psikolog Rikha Surtika Dewi SPSi MPSi mengatakan bahwa perilaku anak sampai melakukan kejahatan di jalanan tidak lepas dari pola asuh orang tua. Karena bagaimana pun, orang tua memiliki peranan terkuat dalam tumbuh kembang anak. “Peran paling pertama itu orang tua,” ujarnya.

Baca Juga:Termasuk Politik Uang! Dua Perkara Pilkada Kota Tasikmalaya Bakal Segera DisimpulkanKriminal Jalanan Terus Berulang di Tasikmalaya, Jatuhkan Korban Luka dan Jiwa

Salah satu indikasi anak bisa melakukan kenakalan dan kejahatan karena faktor kurangnya perhatian dan kasih sayang di rumah. Ditambah dengan minimnya apresiasi atas capaian-capaian yang dilakukan anak. “Sehingga anak mencari perhatian dan apresiasi di luar,” ucapnya.Perhatian dan apresiasi ini menurutnya penting dalam pola asuh anak. Supaya komunikasi bisa terjadi orang tua akan mampu memberikan kepercayaan lebih kepada anak saat berada di luar rumah. “Ketika komunikasi terjalin dan diberikan kepercayaan, anak akan lebih punya tanggung jawab ketika berada di luar,” terangnya.

Ketika anak kurang perhatian dan kasih sayang di rumah, terlebih apresiasi yang minim, hal ini akan berpengaruh pada kehidupannya di pergaulan luar. Jangan sampai mereka merasa lebih mendapatkan perhatian atau pengakuan saat berada di lingkungan yang negatif. “Meskipun pengakuan itu cenderung negatif, itu akan memicu adrenalinnya, naasnya ini diapresiasi oleh kelompoknya,” katanya.

Di sisi lain, faktor lingkungan juga tidak bisa dikesampingkan. Sehingga orang tua harus bisa memantau pergaulan anak ketika berada di luar rumah agar tidak terjerumus kepada lingkungan negatif. “Karena influence atau pengaruh dari lingkungan juga bisa menjadi pemicu perilaku negatif anak,” katanya.

Lanjut Rikha, dirinya banyak menemukan masalah pengendalian emosi di masyarakat termasuk anak. Sehingga mudah reaktif, dan tidak bisa mengendalikan diri ketika menghadapi masalah. “Ini juga tidak lepas dari faktor pola asuh,” tuturnya.(rangga jatnika)

0 Komentar