Di Desa Banyurasa, Kecamatan Sukahening, misalnya, sejumlah ibu-ibu yang biasa disebut emak-emak berkumpul di halaman rumah untuk memasak nasi liwet.
Nasi liwet yang disajikan bersama lauk-pauk tradisional tersebut kemudian disajikan di atas daun pisang yang direntangkan memanjang, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat di antara mereka.
Kegiatan memasak bersama ini bukan hanya sekadar acara makan, tetapi juga merupakan simbol dari rasa syukur dan kebersamaan yang tumbuh setelah kemenangan Ade-Iip.
Baca Juga:Waspada Isu Hoaks Lowongan Petani Milenial 2024 dengan Gaji Rp 10 Juta, Kementerian Pertanian KlarifikasiPolbagtan Bogor Turut Andil, Mentan Amran Optimis Swasembada Pangan Terwujud Berkat Petani Milenial
Di desa lainnya, seperti di Desa Hegarwangi, Kecamatan Bantarkalong, terlihat sekelompok bapak-bapak yang tampak antusias menikmati nasi liwet di atas daun pisang.
Selain itu, di Desa Sukemenak, Kecamatan Sukaresik, para bapak-bapak yang mengenakan sarung dan peci serta ibu-ibu yang tengah mengaji di rumah salah seorang warga turut merayakan kemenangan dengan kegiatan yang lebih religius. Pengajian yang diadakan bersamaan dengan perayaan tersebut menjadi ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt atas hasil yang diraih oleh pasangan calon yang mereka dukung.
Tidak hanya sekedar makan bersama, ada juga kegiatan yang lebih khas, seperti yang dilakukan oleh warga di beberapa desa yang mengadakan gubyag balong atau menangkap ikan di kolam milik warga setempat.
Tradisi ini menunjukkan kekompakan masyarakat yang bahu-membahu merayakan kemenangan dengan cara yang sederhana namun penuh makna.
Kegiatan ngaliwet bersama ini bukan hanya sebagai bentuk perayaan kemenangan, tetapi juga sebagai wujud kebersamaan dan rasa syukur masyarakat Kabupaten Tasikmalaya. (Diki Setiawan/Radika Robi Ramdani)