Kasus Pencurian Aset Sekolah di Tasikmalaya, Pelakunya Komplotan Anak Muda

Polsek indihiang, kasus pencurian bobol sekolah,
Kapolsek Indihiang Kompol H Iwan (tengah) bersama anggotanya serta Kasi Humas Polres Tasikmalaya Kota Ipda Jajang Kurniawan (kiri) menunjukkan barang bukti kasus pencurian yang dilakukan 4 pemuda, Kamis (20/11/2024)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – 4 orang pemuda asal Cipedes dan Indihiang kini harus mendekam di sel tahanan. Mereka diciduk aparat kepolisian karena telah melakukan pencurian dengan target mayoritas aset sekolah.

Keempat pemuda tersebut yakni RM (19), DK (18) dan HK (20) warga Kecamatan Indihiang, serta RA (19) asal Kecamatan Cipedes. Keempatnya kini menjadi tahanan di Polsek Indihiang Polres Tasikmalaya Kota.

Mereka berkomplot melakukan aksi pencurian di mana aset sekolah menjadi target utamanya. Namun keempatnya pun beberapa kali melakukan aksi serupa di tempat usaha milik warga.

Baca Juga:Tak Ada Kampanye Akbar, Nurhayati-Muslim Pilih Perkuat Tim Pemenangan di Pilkada Kota TasikmalayaDidukung Relawan dan Restu Ulama, Petiga Idaman Yakin Ivan-Dede Menang di Pilkada Kota Tasikmalaya

Pengungkapan kasus tersebut awalnya dari laporan pencurian sepeda motor di Jalan Utuy Soebandi Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes pada Jumat 1 November 2024. Polisi berhasil menciduknya setelah tim gabungan mendapat petunjuk yang mengarah kepada RA yang diamankan di rumahnya.

Dari RM, polisi pun melakukan pengembangan sehingga 3 temannya yakni DK, HK dan RA berhasil diamankan juga. Dari mereka polisi mengamankan barang bukti sepeda motor curian.

Kapolsek Indihiang Kompol H Iwan menerangkan hasil pendalaman, komplotan muda ini ternyata sering melakukan pembobolan sekolah. Target utamanya adalah proyektor dan laptop dan barang berharga lainnya. “Seperti diketahui sebelumnya sering terjadi pembobolan sekolah, sebagian kasus mereka lah pelakunya,” ucapnya.

Modus yang mereka lakukan yakni para pelaku mengintai sekolah yang menjadi target untuk dieksekusi di siang atau sore hari. Malam harinya, barulah mereka mereka masuk untuk mencari barang-barang berharga. “Masuk ke sekolahnya ada yang dengan cara mencongkel jendela atau melewati atap,” katanya.

Sebagai upaya menghilangkan jejak, para pelaku menggunakan sarung tangan ketika melakukan aksinya. Hal itu dilakukan agar mereka tidak meninggalkan sidik jari dan menyulitkan aparat kepolisian.

Target utama mereka adalah proyektor dan laptop, dengan alasan barang tersebut mudah dijual. Namun realitanya apapun barang berharga yang ditemukan tetap mereka curi, seperti halnya sepeda motor. “Kalau sasaran utamanya proyektor dan laptop, langsung mereka jual dengan cara COD (Cash on Delivery).

Hasil penjualan barang curiannya, para pelaku menggunakannya untuk kebutuhan sehari hari sampai foya-foya. “Mereka pakai untuk bersenang-senang,” katanya.

0 Komentar