Sejauh ini, menurutnya para guru lebih banyak yang memilih untuk mengambil risiko hukum ketika menghadapi anak nakal. Di mana siswa yang bermasalah dihadapkan dengan konsekuensi sesuai tingkat kesalahannya. “Meskipun ada risiko dilaporkan, saya dan kebanyakan guru pada tetap mengambil langkah tegas,” ucapnya.
Pasalnya saat siswa masuk pun para orang tuanya diberi informasi mengenai konsekuensi-konsekuensi ketika anak melakukan kesalahan. Tentunya konsekuensi itu pun bukan berupa kekerasan fisik. “Jadi kita terapkan sesuai aturan di sekolah yang diinformasikan sejak awal kepada orang tua siswa, karena kuncinya itu di orang tua siswa juga,” jelasnya.(rangga jatnika)