TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sebagai kota yang masih berkembang, sampah jadi salah satu persoalan pelik yang dihadapi Kota Tasimalaya.
Di tengah geliat kota yang nyaris tanpa jeda, produksi sampah terus bertambah. Timbulan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir, juga kian menggunung.
Pengelolaan sampah sendiri saat ini masih berbasis linear. Yaitu kumpul-angkut-buang. Sampah berakhir di TPA dengan cara ditumpuk.
Baca Juga:Nurhayati-Muslim Janjikan Bantuan Rp 600 Ribu Per Siswa untuk Tangani PendidikanIni Cara Paslon Yanto-Amin Atasi Kekurangan Anggaran di Kota Tasikmalaya!
Saat ini pengelolaan sampah di TPA Ciangir sebagian masih menggunakan metode open dumping, dan sebagian lagi menggunakan metode sanitary landfill, yakni menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya dan menimbunnya dengan tanah.
Gara-gara penggunaan metode baru tumpuk tanah ini, beberapa waktu lalu, Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya, Dr Cheka Virgowansyah sempat berkelakar, ingin bermain sepakbola di sana.
Hal itu sebagai bentuk perayaan keberhasilan mengelola sampah, yang semula menggunakan metode open dumping.
Aktivis lingkungan asal Tamansari, Agus Sofyan alias Jarwo, mengaku heran dengan keinginan Cheka tersebut.
Ia pun meminta penjelasan maksud dari kelakar Cheka tersebut, yang kemudian ditangkap oleh warga sekitar bahwa di sana akan dibangun lapangan “Mini Soccer”.
Menurutnya membangun lapang bola di sana di luar kewajiban tugas dan pelayanan utama TPA dalam pengelolaan sampah di Kota Tasikmalaya.
“Jangankan dipakai untuk olahraga, dulu itu pernah ada imbauan kepada masyarakat sekitar, jangan sampai yang bikin rumah itu berdekatan dengan area TPA,” kata Jarwo kepada Radar, Senin 4 November 2024.
Baca Juga:Ivan-Dede Janjikan Pelayanan Kesehatan Kelas 3 Gratis, Cukup Tunjukkan KTP!Kunjungi Yayasan Daarul Ihsan, OJK dan BRI Cabang Tasikmalaya Peduli terhadap Pemulihan Kesehatan Mental
“Kok sekarang area TPA mau dibangun mini soccer? Itu kan sarana dan fasilitas untuk olahraga. Sedangkan harus ada tolak ukur, harus steril dan sehat kalau untuk olahraga. Harus dikaji ulang terkait penataan TPA. Kenapa harus lapangan mini soccer?” tambahnya.
Dengan analogi tersebut, ia menafsirkan Pemkot tengah mencoba mengundang banyak orang untuk berkunjung ke TPA Ciangir. Padahal, hamparan sampah itu harus dijauhkan dari aktivitas orang banyak untuk meminimalisir penyebaran penyakit.
“Seakan-akan (dengan mendirikan lapangan bola) mengundang orang untuk ke sana, sedangkan dari segi kesehatan pun itu belum ada ujicobanya. Ketika orang berkunjung ke sana, apakah cukup baik untuk kesehatan atau tidak. Baunya pun sangat menyengat bukan hanya sekitar TPA, satu dua kilo di daerah Tamansari itu, polusinya terasa,” paparnya.